![]() |
Beli Bukunya Via Shopee (klik disini) |
Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.
Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adlah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.
Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama "Montessori", kata itu sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja.
Kelebihan Metode Montessori
Metode Montessori yang merupakan metode belajar yang bergantung pada masing-masing anak yang dididik, memiliki keunggulan dalam menmbuhkan kekritisan berpkir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktivitas, yang tentu saja telah diatur sedemikian rupa oleh para pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan. Guru, anak dan lingkngan yang diatur menciptakan segitga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribasinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.
Setiap tingkatan usia mempelajari hal yang berbeda, ujung tombak pembelajaran dalam metode montessori adalah penggabungan kelompok anak-anak dengan usia yang berbeda-beda. Anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang lebih tua, sekaligus memberikan kesempatan kepadda anak yang lebih tua untuk lebih memperkuat kemampuan yang telah meereka kuasai sebelumnya dengan kondep mengajarkan. Nantinya tiap individu pasti merasakannya saat bekerja dan bersosialisasi dengan banyak orang yang berbeda usi di kehidupan nyata.
Montessosi juga memperhatikan adanya saat-saat yang sensitif, ketika anak-anak memiliki kesempatan lebih baik dalam mempelajari sesuatu dibanding masa-masa lainnya.
Misalkan di awal masa anak-anak, mereka mempelajari segala sesuatunya melalui aktivitaas gerak dan penginderaan, dengan berbagai material yang mengembangkan kekuatan kognitif melalui pengalaman langsung. Metode inni cocok digunakan untuk anak-anak yang memasuki masa golden age.
Beranjak besar, di tingkatan dasar, anak-anak mulai mengatur pikirannya dari hal-hal yang nyata ke arah yang abstrak. Mereka mulai mengaplikasikan pengetahuannya ke pengalaman nyata.
Pada setiap tingkatan usia, anak disiapkan untuk menghadapi dunia orang dewasa ketika pikiran dan emosi berkembang untuk lebih memahami konsep-konsep yang lebih abstrak seperti keadilan, kebebasan, dan kesetaraan.
Kekurangan Metode Montessori
Ada beberapa kritikan terhadap metode montessori ini. Salah satunya berasal dari orang tua yang dikeluarkan oleh sekolah yang menerapkan metode montessori ini karena anak balitanya adalah anak yang aktif dan memerlukan perhatian lebih tinggi.
Dikatakan olehnya bahwa metode montessori tidak mempertimbangkan bahwa sedikitnya material pembelajaran tidak hanya mengarah kepada sifat berbagi tetapi dapat mengarah kepada agresi dan insting untuk mempertahankan hak milik, terutama pada anak usia dini. Pengelompokan anak dengan berbagai usia juga dapat menimbulkan sikap agresif dari anak yang berusia lebih tua dan keinginan untuk mengalahkan anak yang lebih kecil dalam penggunaan material belajar yang terbatas jumlahnya. Hal ini menumbuhkan sifat intimidasi dan merasa lebih benar di diri anak-anak.
Komunikasi dengan orang tua juga adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini. Kadang kala, orang tua tidak tahu menahu perkembangan atau aktivitas yang lebih baik dihindari anak agar tidak mengarah kepada perilaku yang tidak diinginkan. Perkembangan anak di rumah yang diinginkan orang tua juga tidak dapat diakomodir dalam aktivitas di sekolah montessori. Misalkan orang tua melihat ada perilaku-perilaku anak yang mengkhawatirkan di rumah, tetapi aspirasi orang tua ini sering kali tidak dieprhatikan oleh pengajar. Orang tua juga tidak mengetahui keunggulan yang anak lakukan dalam suatu pekerjaan dibandingkan aktivitas lainnya.
Kekurangan-kekurangan yang diutarakan lebih banyak mengarah kepada kemampuan pengajar dan sistem yang perlu dikembangkan oleh sekolah pennganut metode Montessori untuk kembali ke prinsip dasar metode tersebut. Prinsip yang dianut adalah prinsip belajar yang fokus kepada masing-masing anak. Perkembangan dan penyimpangan sedikit apapun dari tiap anak harus dapat dilihat dan dilakukan tindakan terhadapnya agar anak dapat tumbuh dengan perilaku yang terbaik.
0 Comments:
Posting Komentar