Sekolah Dasar

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Atas

Materi Umum

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak Pengetahuan Umum

Kelas Online

Jika kamu membutuhkan bimbingan untuk belajar online, kamu bisa gabung di kelas online.

Tampilkan postingan dengan label Aeronotika dan Astronotika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aeronotika dan Astronotika. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 September 2024

Bahan Bakar Pesawat Terbang

Bahan bakar penerbangan atau avtur adalah bahan bakar jenis khusus berbasis dari minyak bumi digunakan untuk daya pesawat. Pada umumnya kualitasnya lebih tinggi dari bahan bakar yang digunakan dalam aplikasi yang lain, seperti mesin pemanasan atau mesin angkutan jalan, dan sering mengandung aditif untuk mengurangi risiko icing atau ledakan akibat temperatur tinggi.

Sebagian besar bahan bakar penerbangan yang tersedia untuk pesawat terbang jenis minyak bumi yang digunakan dalam mesin dengan busi (yaitu mesin piston dan rotary Wankel), atau bahan bakar untuk mesin turbin jet, yang juga digunakan dalam mesin pesawat diesel.
Pesawat terbang menggunakan bahan bakar khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan teknis dan keamanan penerbangan. Jenis bahan bakar yang digunakan tergantung pada jenis pesawat dan mesin yang dipakainya. Berikut adalah beberapa jenis bahan bakar pesawat terbang yang umum:

1. Avgas (Aviation Gasoline)

  • Penggunaan : Digunakan untuk pesawat terbang kecil dengan mesin piston (jenis mesin yang juga ditemukan pada mobil). Avgas adalah bahan bakar yang sama dengan bensin, tetapi memiliki aditif khusus untuk meningkatkan performa mesin pesawat.
  • Tipe Umum : 
    • Avgas 100LL (Low Lead) adalah jenis avgas yang paling umum digunakan. "100" menunjukkan angka oktan, dan "LL" berarti "low lead" yang mengindikasikan kadar timbal yang lebih rendah dibandingkan dengan avgas sebelumnya.

2. Jet fuel (Bahan Bakar Jet)

  • Penggunaan : Digunakan untuk pesawat terbang dengan mesin jet atau mesin turboshaft. Bahan bakar jet lebih padat energi diabndingkan avgas dan memiliki sifat yang sesuai untuk mesin jet.
  • Jenis Umum:
    • Jet A dan Jet A-1 : Ini adalah jenis bahan bakar jet yang paling umum. Jet A-1 memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan Jet A, menjadikannya lebih cocok untuk penerbangan internasional dan cuaca dingin. 
    • Jet B : Juga dikenal sebagai "Jet B Kerosene," ini adalah campuran dari kerosin dan bensin yang memiliki titik beku lebih rendah daripada Jet A atau Jet A-1, tetapi kurang umum digunakan.
    • JP-8. Bahan bakar jet yang digunakan oleh militer, dengan aditif tambahan untuk meningkatkan stabilitas dna performa dalam berbagai kondisi.

3. Biofuel (Bahan Bakar Bio)

  • Penggunaan : Biofuel adalah bahan bakar alternatif yang dapat terbarukan, yang dapat digunakan sebagai pengganti atua campuran dengan bahan bakar fosil. Bahan bakar ini diproduksi dari sumber-sumber organik, seperti alga, tanaman, atau limbah organik.
  • Jenis Umum: 
    • Sustainable Aviation Fuel (SAF): Ini adalah jenis bahan bakar bio yang dirancang untuk mengurangi emisi karbon dan dampak lingkungan pesawat terbang.

4. Kerosin

  • Penggunaan : Kerosin adalah komponen utama dalam bahan bakar jet dan memiliki berbagai aplikasi, termasuk sebagai bahan bakar untuk penerbangan. 
  • Tipe : Selain Jet A dan Jet A-1, kerosin juga digunakan dalam industri dan sektor lain.

Faktor Pertimbangan

  • Keamanan dan Kualitas : Bahan bakar pesawat harus memenuhi standar ketat untuk memastikan keselamatan dan performa pesawat. Ini termasuk kontrol kualitas dan uji laboratorium untuk mendeteksi kontaminan atau kualitas bahan bakar.
  • Efisiensi Energi : Bahan bakar pesawat harus menyediakan energi yang cukup untuk mendukung penerbangan, termasuk jarak tempuh dan kecepatan yang dibutuhkan.
Bahan bakar pesawat dirancang untuk memastikan bahwa pesawat dapat beroperasi dengan aman dan efisien dalam berbagai kondisi penerbangan. Seiring dengan perkembangan teknologi, bahan bakar pesawat terus berkembang untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.


Referensi:

Senin, 11 April 2022

Rumus Menghitung Torsi, Kecepatan, dan Daya pada Bearing

Menghitung Torsi, Kecepatan, dan Daya





Dimana :
P : Daya dalam satuan HP
T : Torsi (Nm)
N : Jumlah putaran per menit
5252 : Nilai ketetapan (konstanta) untuk daya motor dalam satuan HP




Dimana :
P : daya dalam satuan kW
T : Torsi (Nm)
N : Jumlah putaran per menit
975 : Nilai ketetapan (konstanta) untuk daya motor dalam satuan kW

Rotating Unbalance (Ketidakseimbangan Putaran)

Rotating Unbalance


A. Faktor Penyebab Ketidakseimbangan
1. Distorsi dari stress
2. Distorsi dari termal
3. Penumpukan material

B. Akibat Ketidakseimbangan
1. Getaran
2. Bising
3. Menurunnya umur bearing
4. Kondisi kerja yang tidak aman
5. Mengurangi umur mesin
6. Meningkatnya perawatan

C. Tipe-tipe Keseimbangan
1. Static Balance (Keseimbangan Statik)
2. Couple Balance
3. Dynamic Balance (Keseimbangan Dinamik)

Frekuensi Natural (Natural Frequency)

Natural Frequency


Frekuensi natural merupakan fenomena yang berkaitan dengan peristiwa resonansi, yaitu ikut bergetarnya sebuah benda karena getaran benda lain disekitarnya. Frekuensi natural menjadi penting karena segala sesuatu dialam semesta memiliki frekuensi natural dan banyak hal yang memiliki frekuensi natural lebih dari satu. Jika kita mengetahui frekuensi natural suatu objek, maka kita akan mengetahui juga bagaimana objek itu akan bergetar. Jika kita mengetahui bagaimana suatu objek bergetar. Frekuensi natural tergantung pada banyak faktor seperti kekakuan, panjang, atau berat dari suatu objek.


Frekuensi natural didefinisikan sebagai frekuensi pada saat sistem akan bergetar. Ketika mengalami getaran bebas, jika frekuensi natural struktur dan lingkungan/beban mendekati nilai yang sama, maka amplitudo getaran akan cenderung membesar. Properti getaran alamiah ini hanya bergantung pada massa dan kekakuan dari struktur. Jika dua sistem memiliki massa yang sama dengan kekakuan yang berbeda, maka akan mengalami frekuensi alamiah yang tinggi dan periode alamiah yang lebih pendek.

Langkah-langkah Mendesain Bantalan Luncur

Langkah-langkah Mendesain Bantalan Luncur


Berikut ini merupakan langkah dalam mendesain bearing luncur :


1. Kekuatan bearing
2. Pemilihan perbandingan panjang dan diameter bearing (L/d)
3. Tekanan pada bearing
4. Harga tekanan dan kecepatan (PV)
5. Tebal minimum selaput minyak pelumas
6. Kenaikan temperatur

Langkah menghitung properties bearing.
1. Hitung panjang bearing dengan memilih L/d dari tabel bearing luncur
2. Hitung tekanan bearing

3. Tentukan viskositas pelumasan (Z)  yang diperlukan
4. Hitung modulus bearing

5. Hitung ratio clearance

6. Hitung koefisien gesekan
k = faktor koreksi = 0.002 untuk L/d dengan nilai 0.75-2.8

7. Hitung panas yang timbul

8. Hitung panas yang dapat dipindahkan
C : koefisien perpindahan panas
A : Luas proyeksi =Ld
tb : temperatur bearing
ta : temperatur udara
Catatan dalam mendesain:
Modulus bearing :
Modulus bearing normal:
Modulus bearing beban berat:


Pemilihan L/d
1. Makin kecil L/d, maka makin rendah pula kemampuan bearing menahan beban
2. Makin besar,  makin besar pula panas yang timbul
3. Makin besar,  kebocoran pelumasan diujung bearing dapat diperkecil
4. Makin besar,  menyebabkan tekanan tidak merata
5. L/d harus ditentukan berdasarkan lokasi yang tersedia
6. L/d tergantung pada jenis bahan bearing, makin lubuk L/d makin besar

Harga koefisien perpindahan panas (C):
1. Bearing dengan ventilasi : 0.0007-0.0020
2. Bearing tanpa ventilasi : 0.0002-0.0006, satuan kkal/min.cm2/deg.C

Temperatur bearing : 

tb : temperatur bearing
ta : temperatur udara
to : temperatur lapisan pelumas, tidak boleh lebih dari 600

Kriteria Von Mises

Kriteria Von Mises


Analisis struktur identik dengan kekuatan pada saat pembebanan. Untuk itu diperlukan kriteria kegagalan yang menunjukkan batas aman struktur tersebut. Von Mises menyatakan bahwa akan terjadi luluh bilamana invarian kedua deviator tegangan mengalami harga kritis tertentu, dengan kata lain lulus akan terjadi pada saat energi distorsi atau energi regangan geser material mencapai suatu nilai krisis tertentu. Dalam ilmu material, material dikatakan luluh ketika tegangan von Mises mencapai nilai kritis yang diketahui sebagai yield strengthYield strength menyatakan kekuatan luluh, yaitu harga terendah dimana material mengalami deformasi plastis. Kriteria von Mises ini sedikit lebih rumit dibandingkan dengan kriteria lainnya, namun kriteria von Mises lebih mendekati hasil eksperimen.


Struktur yang dikenai beban akan dihitung nilai tegangan von Mises-nya. Nilai ini digunakan untuk memprediksi tingkat keluluhan material terhadap kondisi pembebanan dari hasil pengujian/simulasi.

Kriteria luluh disusun dengan asumsi bahwa material bersifat isotropis (bersifat seragam/homogen diberbagai arah), dan tidak berlaku untuk material anisotropis karena proses deformasi tidak sama untuk berbagai arah pengerjaan.

Struktur dan Beban (Kategori Beban)

Struktur dan Beban (Kategori Beban)


Perancang pesawat di perusahaan pesawat kecil dan perancang di perusahaan pesawat rumahan lebih mungkin melakukan analisis awal struktuur dibandingkan perancang di perusahaan pesawat besar sebagai bagian dari proses perancangan konsep. Sebelum bagian struktur yang sebenarnya diukur dan dianalisis, beban-beban yang terjadi haruslah ditentukan. Estimasi beban pesawat, disiplin ilmu teknik dirgantara yang terpisah, menggabungkan aerodinamik struktur, dan berat.


Kategori Beban (Loads Categories)
Berikut merupakan beban pesawat yang paling mendominasi:
1. Airloads

  • Maneuver
  • Gust
  • Control deflection
  • Component interaction
  • Buffet
Landing


  • Vertical load factor
  • Spin-up
  • Spring-back
  • Crabbed
  • One wheel
  • Arrested
  • Braking
3. Takeoff


  • catapult
  • Aborted
4. Inertia Loads


  • Acceleration
  • Rotation
  • Dynamic
  • Vibration
  • Flutter
5. Power plant


  • Thrust
  • Torque
  • Gyroscopic
  • Vibration
  • Duct pressure
6. Taxi

  • Bumps
  • Turning
7. Other


  • Towing
  • Jacking
  • Pressurization
  • Bird strike
  • Actuation
  • Crash
Beban terbesar pada pesawat disebut dengan "limit load" atau "applied load". Untuk mencapai margin of safety, struktur pesawat selalu didesain untuk menahan beban melebihi 'limit load"nya. 

Beberapa Hal yang Terjadi tentang Kerusakan Bearing

Beberapa Hal yang Terjadi tentang Kerusakan Bearing


 A. Tepi bearing retak

  1. Beban kejut
  2. Berhenti mendadak,  sehingga ada momen pengereman
  3. Kesalahan pemasangan,  akibat pengepresan yang tidak merata. Pemasangan bearing pada poros yang tidak menggunakan alat yang standard bisa menyenangkan lekukan atau goresan pada tepi cincin luar dan pada saat beroperasi kemudian bearing menerima beban secara terus menerus lekukan atau goresan ini menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan sehingga bagian ini mengalami fatigue kemudian terjadi crack yang menjalar memotong cincin bagian luar.  
  4. Adanya kontaminasi pasir/kotoran pada pelumas bearing sehingga menyenangkan menurunnya kemampuan pelumasan bearing.  


B. Bearing kondisi longgar atau goyang
  1. Sudah aus karena pemakaian
  2. Beban pemakaian berlebih (overload


C. Rumah bearing berkarat
  1. Kurang pelumasan
  2. Pemakaian yang berhubungan dengan air


D. Kerusakan pada seal
  1. Pemakaian yang terlalu panas
  2. Kurang pelumasan
  3. Waktu pemakaian yang terlalu lama


E. Bunyi gemerisik pada bearing
  1. Kurang pelumasan
  2. Roda peluru aus


F. Roda peluru pecah
  1. Beban overload 
  2. Pemakaian yang lama
  3. Ada beban kejut


G. Bearing setelah dipasang menjadi sesak
  1. Sesuaian dari poros atau rumah bearing terlalu sesak
  2. Ada kekurusan atau cacat pada poros atau rumah bearing

Keterkendalian (Controlability)

Keterkendalian (Controlability)


Poin-poin penting dalam memahami controlability

  1. Keterkendalian (Controlability) adalah ukuran yang menunjukkan kemampuan input/sinyal yang tersedia untuk memanipulasi variabel keadaan sistem kendalian.
  2.  Keterkendalian penting untuk menentukan apakah suatu pengendali dapat digunakan untuk mengubah sinyal respon sistem kendalian.
  3. Keterkendalian penuh (full controable) menandakan bahwa sistem yang dikaji dapat dikendalikan secara penuh (semua variabel keadaan yang dapat diatur/dimanipulasi) dengan menggunakan input yang tersedia.
  4. Jika sebuah sistem tidak stabil (memiliki variabel yang tidak stabil), maka untuk menstabilkannya input yang tersedia harus dapat memanipulasi variabel yang tidak stabil tersebut.
  5. Jika suatu sitem memiliki variabel keadaan yang tidak dapat diatur/dimanipulasi dengan menggunakan varibel input yang ada, tetapi variabel keadaan itu stabil, maka sistem tersebut terstabilkan (stabilizable)

Aileron

Bidang Kendali Pesawat Udara - Aileron


Aileron merupakan bagian dari trailing edge pada masing-masing sayap dari sebuah pesawat dengan konfigurasi fixed-wing. Aileron digunakan untuk rolling pesawat (atau pergerakkan sumbu longitudinal pesawat. Bidang kendali ini dipasang dekat dengan wingtip untuk kendali lateral. Cara kerja aileron adalah saling berkebalikan antara aileron yang bekerja pada sayap kanan dan aileron yang bekerja pada sayap kiri. Contoh : jika pesawat ingin roll ke kiri maka tuas atau stick pada cockpit digerakkan kekiri. Aileron pada sayap kiri akan mengangkat sehingga terjadi pengurangan lift, sedangkan aileron pada sayap kanan akan turun sehingga terjadi penambahan lift. Karena lift kanan lebih besar dibandingkan dengan lift kiri, maka pesawat akan berguling ke kiri.



Aileron dapat menciptakan momen yawing negatif yang disebut 'adverse yaw'. Aileron kehilangan efektifitasnya pada sudut serang tinggi. Nilai atau besarnya adverse yaw dapat dikurangi dengan mengaplikasikan 'differential aileron control' atau dengan menggunakan Frise ailerons.

Ketika aileron digunakan pada pesawat dengan swept aft wing, mereka akan kehilangan efektifitas pada tekanan dinamis yang tinggi karena fenomena yang disebut 'aileron reversal'. Fenomena aeroelastik ini bisa begitu parah sehingga outboard aileron harus 'locked-in-place' di beberapa pesawat, contoh : Boeing 707, 727, 747.

Pada sudut sweep yang sangat tinggi, aileron juga kehilangan efektifitasnya karena fakta bahwa aliran yang menempel di atas sayap cenderung sejajar dengan garis engsel aileron.

Sumber:
[1] Roskam, Dr. Jan. 1986."Airplane Design: Layout Design of Cockpit, Fuselage, Wing and Empennage - Cutaways and Inboard Profiles". Roskam Aviation and Engineering Corporation : Ottawa, Kansan.
[2] Bharath, Sriram. Structural Analysis of Aileron Panel using Finite Element Method. IOSR Journal of Mechanical and Civil Engineering.

Bidang Kendali Pesawat Udara

Bidang Kendali Pesawat Udara

Pengendalian pesawat udara saat terbang di kontrol dalam tiga sumbu, yaitu sumbu lateral, sumbu longitudinal dan sumbu vertikal, oleh bidang-bidang kendali yang dalam Bahasa Inggris disebut dengan flight control surfaces. Bidang-bidang kendali ini memandu pesawat udara selama terbang mulai lepas landas, menajak, menjelajah, menurut, sampai mendarat.
Flight Control Surface of Boeing 727

Bidang kendali penerbangan dibagi menjadi tiga kelompok utama, yaitu:

A. Bidang Kendali Utama (Main Control Surfaces)
Bidang kendali utama terdiri dari: 

  1. Aileron, dipasang pada trailing edge sayap pesawat untuk rolling
  2. Elevator, dipasang pada horizontal stabilizer untuk pitching
  3. Rudder, dipasang pada vertical stabilizer untuk yawing
B. Bidang Kendali Pembantu (Secondary Control Surfaces)
Bidang kendali pembantu terdiri dari:
  1. Trim Tab, dipasang pada elevatorrudder, dan atau aileron untuk mengontrol keseimbangan sehingga dapat menjaga dan mempertahankan posisi terbang.
  2. Servo Tab (Flight Tab), berfungsi untuk membantu pergerakan control surface dan menahannya pada posisi yang diinginkan. Biasanya digunakan untuk main control surface yang besar dan lebar.
  3. Spring Tab, konstruksinya terdiri dari susunan spring dan rangkaian mekanik lainnya. Biasanya dipasang pada trailing edge masing-masing aileron dan digerakkan oleh gaya spring push pull rod yang dirangkaikan ke aileron control linkage.
  4. Balance Tab, membantu pergerakkan main control surface dan bergerak dalam arah yang berlawanan ketika main control surface bergerak.
C. Bidang Kendali Pelengkap (Auxiliary Control Surfaces)

  1. Kelompok penambah gaya angkat (Lift increasing group) terdiri dari flaps, slats, dan slots. Adapun flaps terbagi atas plain flapsplit flapfowler flap, dan slotted flap.
  2. Kelompok pengurang gaya angkat (Lift descreasing group), terdiri dari speed brakes dan spoiler.

Bantalan (Bearing)

Bantalan (Bearing)


Bantalan (Bearing)  atau biasa dikenal dengan laher adalah elemen mesin yang mendukung gerakan elemen mesin yang lain.  Bearing Ini menumpu poros berbeban,  sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara hapus,  aman, dan berumur panjang. 


Pemilihan tipe bearing bergantung pada jenis beban yang akan diterimanya.  Berdasarkan keadaan beban bearing dibedakan menjadi tiga jenis,  yaitu

a.  Bearing radial
b.  Bearing aksial
c.  Bearing translasi


Sedangkan berdasarkan sistem gerak dan gaya gesek, dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

a.  Bearing luncur
b.  Bearing gelinding


Kedua bearing diatas memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Berikut perbandingan dari bearing luncur dan bearing gelinding
1. Bearing luncur memiliki tingkat kebisingan yang lebih rendah dibandingkan dengan bearing gelinding.
2. Bearing luncur lebih murah dibanding bearing gelinding.
3. Bearing luncur mampu menumpu poros berputaran tinggi dengan beban besar.  Sedangkan bearing gelinding cocok untuk beban yang kecil. 
4. Gerakan yang terjadi pada bearing luncur sangat tinggi,  sehingga temperaturnya juga sangat tinggi.  Sedangkan bearing gelinding memiliki gesekan yang lebih rendah. 
5. Bearing luncur tidak memerlukan ketelitian yang tinggi,  sedangkan bearing gelinding memerlukan ketelitian yang tinggi. 
6. Sistem pelumasan tidak sederhana pada bearing luncur,  berbeda dengan bearing gelinding yang lebih sederhana dan mudah, bahkan sudah ada seal nya sendiri. 

Induced Drag

Induced Drag


 1. Untuk sayap terbatas (finite wing), jelaskan mengenai tip vortex!

Pembahasan:
Dengan mengenal prinsip udara yang mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah, maka akan terjadi tip vortex pada sayap pesawat.

  • Udara di atas permukaan sayap memiliki tekanan lebih tinggi di bandingkan dengan udara dibawah permukaan sayap, sehingga udara akan mengalir dari atas ke bawah. 
  • Udara pada leading edge memiliki tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan trailing edge, sehingga udara akan mengalir dari leading edge ke trailing edge.
  • Udara pada wing root  memiliki tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan wing tip, sehingga udara akan mengalir dari root ke tip.
Dari ketiga kasus diatas maka akan terjadi tip vortex, atau dikenal dengan fenomena downwash.


2. Mengapa tip vortex berpengaruh pada sudut serang yang terjadi pada sayap?

Pembahasan:
Efek downwash mengakibatkan adanya pergeseran sudut serang (Angle of Attack, AoA). Sudut yang dihasilkan antara kecepatan freestream dengan angin relatif disebut sudut serang imbas (induced AoA). Akibatnya, arah gaya angkat bergeser ke belakang, sehingga arah lift menjadi tegak lurus terhadap angin relatif. Gaya yang ditimbulkan akibat pergeseran ini disebut induced drag.


3. Jelaskan mengenai gaya hambat induksi (induced drag) dan cara-cara untuk mengurangi gaya hambat tersebut!

Pembahasan:
Gaya Hambat Induksi/Induced Drag terjadi akibat perubahan sudut serang yang bermula dari adanya tip vortexInduced Drag akan berbanding lurus dengan koefisien lift dan berbanding terbalik dengan aspect ratio sayap. Untuk menguranginya dapat dilakukan dengan cara berikut:
  • Dibuat winglet
  • Bentuk sayap dibuat elips (konsekuensinya adalah stall terjadi secara bersamaan dari root hingga tip)
  • Berntuk sayap dibuat taper (untuk mendekati bentuk elips)
  • Aspect Ratio diperbesar
  • Span diperpanjang

Basic Image Processing menggunakan MATLAB

Basic Image Processing menggunakan MATLAB


MATLAB merupakan salah satu perangkat lunak yang sering digunakan untuk keperluan engineering, salah satu kegunaan MATLAB adalah image processing. Pada latihan kali ini perintah yang digunakan adalah sebagai berikut:


1. Imread
Perintah ini digunakan untuk membaca gambar pada file tertentu. Untuk dapat memanggil gambar yang digunakan, terlebih dahulu pastikan bahwa folder yang digunakan sama. Berikut merupakan syntax yang digunakan:

A=imread('filenamae')

Syntax diatas berarti membaca gambar dengan filename tertentu dan diberi nama A. Pada latihan kali ini, saya menggunakan gambar buah pisang yang diberi nama Pisang.jpg sehingga syntaxnya menjadi:


2. Imshow
Perintah ini digunakan untuk memunculkan gambar yang telah dibaca pada displaySyntax yang digunakan adalah


maka akan muncul pada display


3. Rgb2gray
Perintah ini digunakan untuk mengkonversi colormap image ke grayscale imageSyntaxnya sebagai berikut


Hasil dari syntax diatas adalah gambar dibawah ini


4. Imhist
Imhist menghitung histogram untuk intensitas gambar dan menampilkan plot dari histogram. Jumlah bin pada histogram diitung oleh tipe gambar. Syntax yang digunakan adalah


Berikut merupakan histogram hasil perhitungannya:


5. Imcrop
Perintah ini digunakan untuk memotong gambar yang telah dibaca sebelumnya. Syntax yang digunakan dapat divariasikan seperti berikut ini


Untuk dapat membedakan hasil yang ditampilkan, maka kita harus plot pada bidang yang sama dengan syntax berikut


Sehingga gambar hasil dapat kita saksikan sebagai berikut


Dapat juga dengan melakukan cara berikut



Setelah menggeser mouse/memilih gambar yang akan diambil, kemudian klik kanan dan pilih gambar yang telah di crop. Kemudian untuk memunculkan informasi dari gambar yang telah di operasikan, lakukan syntax berikut:

Menghitung Buckling Colomb

Menghitung Buckling Colomb

 

1. Sebuah kolom dari kayu dengan panjang 3,0 m kondisi tumpuan ujung sendi-sendi, dan penampang melintang sebagai berikut:


Hitung angka kelangsingan, beban kritis, dan tegangan akibat beban kritis!
Solusi:
Luas penampang kayu :
Titik berat penampang terhadap sisi paling bawah:


Momen kelembaman: