Senin, 29 September 2025

Sosialisasi

A. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi dapar diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.

Beli Via Shopee

Dalam KBBI, sosialisasi diartikan sebagai suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya. 

Sosialisasi juga dapar diartikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi bila seorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa jadi bagian dari kelompoknya.

Dengan pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa: 

  • Sosialisasi ditempuh oleh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
  • Sosialisasi ditempuh oleh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan sejak ia lahir hingga akhir hayatnya,
  • Sosialisasi erat kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan.
  • Sosialisasi merupakan suatu proses sosial tempat seseorang mendapatkan pembentukann sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya.

B. Media atau Agen Sosialisasi

Media atau agen sosialisasi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Agen sosialisasi terdiri dari:
1. Keluarga
Keluarga merupakan media awal dalam proses sosialisasi. Orang tua sangat mempunyai peranan penting dalam lingkungan keluarga. Peran orang tua meliputi:
  • memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak merasa tertekan.
  • mendorong agar anak dapat membedakan mana perilaku benar dan salah, baik dan buruk, pantas dan tidak pantas.
  • memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.
Apabila peranan orang tua gagal, maka akan menimbulkan masalah baru, yang disebabkan oleh:
  • orang tua kurang memerhatikan anak-anaknya, karena terlalu sibuk.
  • orang tua terlalu memaksakan kehendak dan gagasannya kepada anak dengan ancaman/sanksi.
Dalam keluarga terdapat dua macam sosialisasi, yaitu:
a. Sosialisasi represif. Ciri-cirinya: menghukum perilaku yang keliru, hukuman dan imbalan material, kepatuhan anak, komunikasi sebagai perintah, komunikasi nonverbal, sosialisasi berpusat kepada orang tua, memerhatikan keinginan orang tua, dan keluarga merupakan dominasi orang tua.
b. Sosialisasi partisipasi. Ciri-cirinya: memberikan imbalan bagi perilaku yang baik, hukuman dan imbalan simbolis, otonomi anak, komunikasi sebagai interaksi, komunikasi verbal, sosialisais berpusat pada anak, orang tua memerhatikan keinginan anak, keluarga merupakan kerjasama ke arah tujuan (generalized order).

Keseluruhan ssistem belajar-mengajar sebagai bentuk sosialisasi dalam keluarga disebut sistem pendidikan keluarga. Sistem ini dilaksanakan melalui pola asuh, yaitu suatu pola untuk menjaga, merawat, dan membesarkan anak. Pola asuh dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh sistem nilai, norma dan adat istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat.

2. Kelompok Bermain
Kelompok bermain (peer group) mencakup teman-teman tetangga, keluarga dan kerabat. Kelompok bermain memiliki peranan yang positif bagi perkembangan anak, antara lain:
a. Rasa aman dan rasa dianggap penting dalam kelompok akan sangat berguna bagi perkembangan jiwa anak.
b. Perkembangan kemandirian remaha tumbuh dengan baik dalam kelompoknya.
c. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran emosinya (rasa kecewa, takut, khawatir, dll).
d. Remaja dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosialnya.
e. Dapat mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa dalam kelompoknya.


3. Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah, seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Pendidikan formal mempersiapkan seseorang untuk menguasai peranan-peranan baru di kemudian hari, ketika ia sudah tidak bergantung lagi kepada orang tuanya.
Menurut Horton, fungsi nyata dari pendidikan antara lain:
  • sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian
  • dapat mengembangkan potensi diri demi memnuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat
  • melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • menentukan kepribadian
4. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja memiliki peranan yang cukup besar dalam proses sosialisasi dan pembentukan pribadi seseorang. Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut akan tertanam di dalam diri seseorang, dan sulit untuk diubah, apalagi jika ia bekerja cukup lama.

5. Media Massa
Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (radio, televisi, dan internet). Media massa merupakan media sosialisasi yang berpengaruh besar terhadap masyarakat. Pesan yang disampaikan melalui media elektronik dapat mengarahkan masyarakat kepada perilaku prososial dan antisosial.
Iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai potensi untuk mengubah pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat luas.

C. Bentuk-bentuk Sosialisasi

Peter L. Berger dan Luckmann membedakan sosialisasi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer merupakan sosialisasi pertama yang dialami individu sejak kecil. Ia mulai mengenal lingkungan keluarganya, berlangsung sebelum anak memasuki lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan sekolah.
b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder merupakan lanjutan setelah sosialisasi primer. Dalam tahap ini dikenal adanya proses desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.
Menurut Goffman (1961), kedua proses tersebut biasanya berlangsung dalam institusi total yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur secara formal.

D. Tahap-tahap Sosialisasi

Pada proses sosialisasi, terdapat peran-peran yang harus dijalani oleh individu. Oleh karena itu, para sosiolog sering menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Dalam hal ini, Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam proses sosialisasi. Menurutnya, konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain atau dikenal dengan istilah looking glass self.
Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain terbentuk melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
  1. Tahap memahami diri kita dari pandangan orang lain. Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas yang melebihi teman-temannya.
  2. Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain. Dengan pandangan bahwa si anak adalah yang paling hebat, ia merasa orang lain selalu memuji dia dan selalu percaya pada tindakannya.
  3. Tahap dampak dari penilaian tersebut terhadap dirinya. Dari pandangan dan penilaian bahwa ia adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Adapun menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui beberapa tahapan berikut. 
  1. Tahap persiapan atau Preparatory stage. Sejak manusia dilahirkan kemudian tumbuh menjadi seorang anak, ia mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini, anak-anak sudah mulai menirukan hal yang diketahui dari sekelilingnya meskipun belum sempurna.
  2. Tahap meniru atau Play stage. Pada tahap ini, seorang anak mulai menirukan dan mulai terbentuk pemahaman tentang sesuatu yang didapatkan dari sekelilingnya dengan semakin sempurna.
  3. Tahap siap bertindak atau Game stage. Proses meniru sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain semakin meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama dan bekerja sama dengan teman-temannya.
  4. Tahap penerimaan norma kolektif atau Generalized stage. Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Penempatan dirinya pada posisi masyarakat sudah semakin luas. Sikap toleransi, kerja sama, dan kesadaran akan peraturan dengan masyarakat yang lebih luas sudah semakin mantap. 

E. Faktor-faktor yang Memengaruhi Sosialisasi

Selain diperlukan adanya media, dalam sosialisasi juga terdapat faktor-faktor yang memengaruhinya, yaitu:
  1. Sifat dasar, merupakan sifat yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.
  2. Lingkungan prenatal, merupakan kondisi ketika seseorang masih dalam kandungan ibunya. Pada saat ini akan terjadi hubungan psikologis yang sangat kuat antara ibu dan janin yang dikandungnya.
  3. Perbedaan perorangan, sebenarnya adalah perbedaan pribadi yang dalam hal ini setiap manusia memiliki perbedaan pada kepribadiannya.
  4. Lingkungan, dalam hal ini terdapat tiga lingkungan yang memengaruhi kepribadian seseorang yaitu lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
  5. Motivasi, merupakan kekuatan dorongan pada diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Makin besar dorongan dalam diri seseorang untuk bersosialisai, makin cepat terjadinya proses sosialisasi.

F. Nilai dan Norma Sosial dalam Proses Sosialisasi

Keberadaan nilai sosial memiliki fungsi yang sangat berperan dalam proses sosialisasi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Alat motivasi untuk memberi semangat pada manusia agar mewujudkan dirinya dalam perilaku sosial.
  2. Sarana untuk menetapkan harga sosial. Nilai-nilai sosial digunakan untuk mengukur penghargaan sosial yang patut diberikan kepada seseorang atau golongan.
  3. Petunjuk arah atau cara berpikir dan bertindak warga masyarakat secara umum diarahkan oleh nilai-nilai sosial yang berlaku.
  4. Alat solidaritas yang berfungsi mendorong masyarakat untuk saling bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dicapat sendiri.
  5. Kontrol sosial terhadap nilai-nilai yang dapat menjadi acuan bagi setiap tindakan individu, serta itneraksi antaranggota masyarakat.

0 Comments:

Posting Komentar