Sekolah Dasar

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Dasar

Sekolah Menengah Pertama

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak materi Sekolah Menengah Atas

Materi Umum

Di halaman ini kamu akan mendapatkan banyak Pengetahuan Umum

Kelas Online

Jika kamu membutuhkan bimbingan untuk belajar online, kamu bisa gabung di kelas online.

Jumat, 03 Oktober 2025

Pembentukan Kepribadian

A. Pengertian Kepribadian

  • Theodore R. Newcombe, menjelaskan bahwa kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
  • Roucek dan Warren, menjelaskan bahwa kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
  • Yinger, berpendapat bahwa kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
  • Koentjaraningrat, berpandangan bahwa kepribadian adalah ciri-ciri watak yang diperlihatkan secara konsisten dan konsekuen shingga seseorang individu memiliki suatu identitas yang khas dan berbeda dari individu-individu lainnya. 
  • Robert Sutherland (dkk), menganggap bahwa kepribadian merupakan abstraksi individu dan kelakuannya sebagaimana halnya dengan masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian kepribadian digambarkan sebagai hubungan saling memengaruhi antara tiga aspek tersebut. 
Kesimpulan dari berbagai definisi tersebut dapat dikatakan bahwa kepribadian sesungguhnya merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk berperasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku sosial tertentu. Dengan demikian, kepribadian memberi watak yang khas bagi individu dalam kehidupan sehari-hari.

Kepribadian bukanlah perilaku, namun kepribadianlah yang membentuk perilaku manusia, sehingga dapat dilihat dari cara berpikir, berbicara, atau berperilaku. Kepribadian lebih berada dalam alam psikis (jiwa) seseorang yang diperlihatkan melalui perilaku. 

Unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan perilaku setiap individu merupakan susunan kepribadian yang meliputi sebagai berikut:
  • Pengetahuan. Pengetahuan individu terisi dengan fantasi, pemahaman, dan konsep yang lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang berbeda dalam lingkungan individu tersebut.
  • Perasaan. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negatif terhadap sesuatu.
  • Dorongan Naluri. Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap manusia. Sedikitnya ada enam macam dorongan naluri, yaitu: (1) dorongan mempertahankan hidup; (2) dorongan untuk berinteraksi; (3) dorongan untuk meniru; (4) dorongan untuk berbakti; (5) dorongan seksual; (6) dorongan akan keindahan.

B. Proses Pembentuk Kepribadian

Kepribadian merupakan hasil sosialisasi. Proses pembentukan kepribadian melalui sosialisasi dapat dibedakan sebagai berikut:
  • Sosialisasi yang dilakukan dengan sengaja melalui proses pendidikan dan pengajaran.
  • Sosialisasi yang dilakukan tanpa sengaja melalui proses interaksi sosial sehri-hari dalam lingkungan masyarakatnya.
Proses sosialisasi tersebut berlangsung sepanjang hidup manusia (sejak lahir sampai tua) mulai lingkungan keluarga, kelompok, sampai kehidupan masyarakat yang lebih luas. Melalui serangkaian proses yang panjang inilah, tiap individu belajar menghayati, meresapi, kemudian menginternalisasi berbagai nilai, norma, pola-pola tingkah laku sosial ke dalam mentalnya.

Dari berbagai hal yang diinternalisasi itulah seseorang memiliki kecenderungan untuk berperilaku menurut pola-pola tertentu yang memberi ciri watak yang khas sebagai identitas diri dan terbentuklah kepribadian. Pengalaman sosialisasi yang dilakukan masing-masing individu bisa saja berbeda. Kepribadian yang tumbuh pada masing-masing individu tidak akan mungkin sepenuhnya sama. Oleh karena itu, seseorang dapat melihat keragaman kepribadian yang ditampilkannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu sangatlah bergantung pada faktor-faktor yang memengaruhinya. Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor Biologis
Faktor biologis yang paling berpengaruh dalam pembentukan kepribadian adalah jika terdapat karakteristik unik yang dimiliki oleh seseorang. Contohnya, kalau orang bertubuh tegap diharapkan untuk selalu memimpin dan dibenarkan kalau bersikap seperti pemimpin, tidak aneh jika orang tersebut akan selalu bertindak seperti pemimpin.

Perlu dipahami bahwa faktor biologis yang dimaksudkan dapat membentuk kepribadian seseorang adalah faktor fisiknya dan bukan warisan genetik. Kepribadian seorang anak bisa saja berbeda dengan orangtua kandungnya bergantung pada pengalaman sosialisasinya.

Contohnya, seorang bapak yang dihormati di masyarakat karena kebaikannya, sebaliknya bisa saja mempunyai anak yang justru meresahkan masyarakat akibat salah pergaulan. Akan tetapi, seorang yang cacat tubuh banyak yang berhasil dalam hidupnya dibandingkan orang normal karena memiliki semangat dan kemauan yang keras. Dari contoh tersebut dapat berarti bahwa kepribadian tidak diturunkan secara genetik, tetapi melalui proses sosialisasi yang panjang.

2. Faktor Geografis
Faktor lingkungan menjadi sangat dominan dalam memengaruhi kepribadian sesorang. Faktor geografis yang dimaksud adalah keadaan lingkungan fisik (iklim, topografi, sumberdaya alam) dan lingkungan sosialnya. Keadaan lingkungan fisik atau lingkungan sosial tertentu memengaruhi kepribadian indiidu atau keelompok karena manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya. 
Contoh lain, orang-orang yang tinggal di daerah pantai memiliki kepribadian yang lebih keras dan kuat jika dibandingkan dengan mereka yang tinggal di pegunungan. Masyarakat di pedesaan penuh dengan kesederhanaan dibandingkan masyarakat kota.

3. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang, terutama unsur-unsur kebudayaan yang secara langsung memengaruhi individu. Kebudayaan dapat menjadi pedoman hidup manusia dan alat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Oleh karena itu, unsur-unsur kebudayaan yang berkembang di masyarakat dipelajari oleh individu agar menjadi bagian dari dirinya dan ia dapat bertahan hidup. Proses mempelajari unsur-unsur kebudayaan sudah dimulai sejak kecil sehingga terbentuklah kepribadian-kepribadian yang berbeda antar individu ataupun antarkelompok kebudayaan satu dengan lainnya.

Contohnya, orang Bugis memiliki budaya merantau dan mengarungi lautan. Budaya ini telah membuat orang-orang Bugis menjadi keras dan pemberani.

Walaupun perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat memengaruhi kepribadian seseorang, para sosiolog ada yang menyarankan untuk tidak terlalu membesar-besarkannya karena kepribadian individu bisa saja berbeda dengan kepribadian kelompok kebudayaannya. Misalnya, kebudayaan petani, kebudayan kota, dan kebudayaan industri tentu memperlihatkan corak kepribadian yang berbeda-beda.

4. Faktor Pengalaman Kelompok
Kelompok yang dangat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian seseorang dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Kelompok Acuan (Kelompok Referensi)
Pembentukan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh pola hubungan dengan kelompok referensinya. Pada mulanya, keeluarga dalah kelompok yang dijadikan acuan seorang bayi selama masa-masa yang paling peka. Setelah keluarga, kelompok referensi lainnya adalah teman-teman sebaya.
Peran kelompok sepermainan ini dalam perkembangan kepribadian seorang anak akan semakin berkurang dengan semakin terpencarnya mereka setelah menamatkan sekolah dan memasuki kelompok lain yang lebih majemuk (kompleks).

b. Kelompok Majemuk
Kelompok majemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang lebih beraneka ragam. Dengan kata lain, masyarakat majemuk memiliki kelompok-kelompok dengan budaya dan ukuran moral yang berbeda-beda. Artinya, dari pengalaman ini seseorang harus mau dan mampu untuk memilah-milahkannya.

5. Faktor Pengalaman Unik
Kepribadian itu berbeda-beda antara satu dan lainnya karena pengalaman yang dialami seseorang itu unik dan tidak seorang pun mengalami serangkaian pengalaman yang persis sama.
Sebagaimana menurut Paul B. Horton, kepribadian tidak dibangun dengan menyusun peristiwa di atas peristiwa lainnya. Arti dan pengaruh suatu pengalaman bergantung pada pengalaman-pengalaman yang mendahuluinya. 

Tentang hubungan kepribadian dengan kebudayaan, sebagaimana menurut Ralph Linton bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan pengetahuan, sikap, dan pola perilaku. Adapun kepribadian menurut Yinger adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu. Dengan demikian, antara kepribadian dan kebudayaan terdapat hubungan sebagai hasil dari suatu proses sosial yang panjang. Sebaliknya, kebudayaan suatau masyarakat turut memberikan sumbangan pada pembentukan kepribadian seseorang.

Hacilland (1988) mengatakan bahwa praktik pendidikan anak bersumber dalam adat kebiasaan pokok masyarakat yang berhubungan dengan pangan, tempat berteduh dan perlindungan, dan bahwa praktik pendidikan anak pada gilirannya menghasilkan kepribadian tertentu pada masa dewasa. 
Dari konsep kepribadian umum, makin dipertajam lagi dalam antropologi sehingga melahirkan konsep baru yang dinamakan basic personality structure atau kepribadian dasar, yaitu semua unsur kepribadian yang dimiliki sebagian besar warga suatu masyarakat. Misalnya, "kepribadian Barat" memiliki ciri individualis, adapun "kepribadian Timur" lebih bersifat gotong royong.

Soerjono Soekanto (1977) mencoba melihat adanya keterkaitan antara kebudayaan dan kepribadian dalam ruang lingkup yang lebih sempit, yaitu "kebudayaan khusus" (subculture). Menurutnya, ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang memengaruhi kepribadian sebagai berikut.
  • Kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan. Contohnya "jiwa berdagang" identik dengan ciri khusus orang Minangkabau, "berlaut" merupakan ciri orang Bugis.
  • Cara hidup di kota daan di desa yang berbeda. Contohnya, masyarakat kota cenderung individualistis dibandingkan masyarakat desa yang kekeluargaan dan gotong royong.
  • Kebudayaan khusus kelas sosial. Contohnya, cara berpakaian orang kaya berbeda dengan orang miskin.
  • Kebudayaan khusus atas dasar agama. Contohnya, adanya berbagai mazhab melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
  • Kebudayaan khusus berdasarkan profesi. Contohnya, kepribadian seorang guru sangat berbeda dengan politikus.

Senin, 29 September 2025

Sosialisasi

A. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi dapar diartikan sebagai proses belajar individu untuk mengenal dan menghayati norma-norma serta nilai-nilai sosial sehingga terjadi pembentukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya.

Beli Via Shopee

Dalam KBBI, sosialisasi diartikan sebagai suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat di lingkungannya. 

Sosialisasi juga dapar diartikan sebagai suatu proses sosial yang terjadi bila seorang individu menghayati dan melaksanakan norma-norma kelompok tempat ia hidup sehingga akan merasa jadi bagian dari kelompoknya.

Dengan pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa: 

  • Sosialisasi ditempuh oleh seorang individu melalui proses belajar untuk memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan sosial yang sesuai dengan pola perilaku masyarakatnya.
  • Sosialisasi ditempuh oleh seorang individu secara bertahap dan berkesinambungan sejak ia lahir hingga akhir hayatnya,
  • Sosialisasi erat kaitannya dengan enkulturasi atau proses pembudayaan.
  • Sosialisasi merupakan suatu proses sosial tempat seseorang mendapatkan pembentukann sikap untuk berperilaku sesuai dengan perilaku kelompoknya.

B. Media atau Agen Sosialisasi

Media atau agen sosialisasi sangat berperan dalam pembentukan kepribadian seseorang. Agen sosialisasi terdiri dari:
1. Keluarga
Keluarga merupakan media awal dalam proses sosialisasi. Orang tua sangat mempunyai peranan penting dalam lingkungan keluarga. Peran orang tua meliputi:
  • memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak merasa tertekan.
  • mendorong agar anak dapat membedakan mana perilaku benar dan salah, baik dan buruk, pantas dan tidak pantas.
  • memberikan contoh perilaku yang baik dan pantas bagi anak-anaknya.
Apabila peranan orang tua gagal, maka akan menimbulkan masalah baru, yang disebabkan oleh:
  • orang tua kurang memerhatikan anak-anaknya, karena terlalu sibuk.
  • orang tua terlalu memaksakan kehendak dan gagasannya kepada anak dengan ancaman/sanksi.
Dalam keluarga terdapat dua macam sosialisasi, yaitu:
a. Sosialisasi represif. Ciri-cirinya: menghukum perilaku yang keliru, hukuman dan imbalan material, kepatuhan anak, komunikasi sebagai perintah, komunikasi nonverbal, sosialisasi berpusat kepada orang tua, memerhatikan keinginan orang tua, dan keluarga merupakan dominasi orang tua.
b. Sosialisasi partisipasi. Ciri-cirinya: memberikan imbalan bagi perilaku yang baik, hukuman dan imbalan simbolis, otonomi anak, komunikasi sebagai interaksi, komunikasi verbal, sosialisais berpusat pada anak, orang tua memerhatikan keinginan anak, keluarga merupakan kerjasama ke arah tujuan (generalized order).

Keseluruhan ssistem belajar-mengajar sebagai bentuk sosialisasi dalam keluarga disebut sistem pendidikan keluarga. Sistem ini dilaksanakan melalui pola asuh, yaitu suatu pola untuk menjaga, merawat, dan membesarkan anak. Pola asuh dalam keluarga sangat dipengaruhi oleh sistem nilai, norma dan adat istiadat yang berlaku pada masyarakat setempat.

2. Kelompok Bermain
Kelompok bermain (peer group) mencakup teman-teman tetangga, keluarga dan kerabat. Kelompok bermain memiliki peranan yang positif bagi perkembangan anak, antara lain:
a. Rasa aman dan rasa dianggap penting dalam kelompok akan sangat berguna bagi perkembangan jiwa anak.
b. Perkembangan kemandirian remaha tumbuh dengan baik dalam kelompoknya.
c. Remaja mendapat tempat yang baik bagi penyaluran emosinya (rasa kecewa, takut, khawatir, dll).
d. Remaja dapat mengembangkan berbagai keterampilan sosialnya.
e. Dapat mendorong remaja untuk bersikap lebih dewasa dalam kelompoknya.


3. Lingkungan Sekolah
Di lingkungan sekolah, seseorang mempelajari hal-hal baru yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Pendidikan formal mempersiapkan seseorang untuk menguasai peranan-peranan baru di kemudian hari, ketika ia sudah tidak bergantung lagi kepada orang tuanya.
Menurut Horton, fungsi nyata dari pendidikan antara lain:
  • sebagai modal penting dalam menentukan mata pencaharian
  • dapat mengembangkan potensi diri demi memnuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat
  • melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
  • menentukan kepribadian
4. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja memiliki peranan yang cukup besar dalam proses sosialisasi dan pembentukan pribadi seseorang. Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut akan tertanam di dalam diri seseorang, dan sulit untuk diubah, apalagi jika ia bekerja cukup lama.

5. Media Massa
Media massa terdiri dari media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (radio, televisi, dan internet). Media massa merupakan media sosialisasi yang berpengaruh besar terhadap masyarakat. Pesan yang disampaikan melalui media elektronik dapat mengarahkan masyarakat kepada perilaku prososial dan antisosial.
Iklan yang ditayangkan melalui media massa mempunyai potensi untuk mengubah pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat luas.

C. Bentuk-bentuk Sosialisasi

Peter L. Berger dan Luckmann membedakan sosialisasi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Sosialisasi Primer
Sosialisasi primer merupakan sosialisasi pertama yang dialami individu sejak kecil. Ia mulai mengenal lingkungan keluarganya, berlangsung sebelum anak memasuki lingkungan yang lebih luas, seperti lingkungan sekolah.
b. Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi sekunder merupakan lanjutan setelah sosialisasi primer. Dalam tahap ini dikenal adanya proses desosialisasi, yaitu proses pencabutan identitas diri yang lama dilanjutkan dengan resosialisasi, yaitu pemberian identitas baru yang didapat melalui institusi sosial.
Menurut Goffman (1961), kedua proses tersebut biasanya berlangsung dalam institusi total yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dalam jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang terkungkung, dan diatur secara formal.

D. Tahap-tahap Sosialisasi

Pada proses sosialisasi, terdapat peran-peran yang harus dijalani oleh individu. Oleh karena itu, para sosiolog sering menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Dalam hal ini, Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam proses sosialisasi. Menurutnya, konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain atau dikenal dengan istilah looking glass self.
Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain terbentuk melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
  1. Tahap memahami diri kita dari pandangan orang lain. Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling hebat dan yang paling pintar karena sang anak memiliki prestasi di kelas yang melebihi teman-temannya.
  2. Tahap merasakan adanya penilaian dari orang lain. Dengan pandangan bahwa si anak adalah yang paling hebat, ia merasa orang lain selalu memuji dia dan selalu percaya pada tindakannya.
  3. Tahap dampak dari penilaian tersebut terhadap dirinya. Dari pandangan dan penilaian bahwa ia adalah anak yang hebat, timbul perasaan bangga dan penuh percaya diri.
Adapun menurut George Herbert Mead, sosialisasi yang dilalui seseorang dapat dibedakan melalui beberapa tahapan berikut. 
  1. Tahap persiapan atau Preparatory stage. Sejak manusia dilahirkan kemudian tumbuh menjadi seorang anak, ia mulai mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh pemahaman tentang diri. Pada tahap ini, anak-anak sudah mulai menirukan hal yang diketahui dari sekelilingnya meskipun belum sempurna.
  2. Tahap meniru atau Play stage. Pada tahap ini, seorang anak mulai menirukan dan mulai terbentuk pemahaman tentang sesuatu yang didapatkan dari sekelilingnya dengan semakin sempurna.
  3. Tahap siap bertindak atau Game stage. Proses meniru sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran yang langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuan menempatkan diri pada posisi orang lain semakin meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama-sama dan bekerja sama dengan teman-temannya.
  4. Tahap penerimaan norma kolektif atau Generalized stage. Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Penempatan dirinya pada posisi masyarakat sudah semakin luas. Sikap toleransi, kerja sama, dan kesadaran akan peraturan dengan masyarakat yang lebih luas sudah semakin mantap. 

E. Faktor-faktor yang Memengaruhi Sosialisasi

Selain diperlukan adanya media, dalam sosialisasi juga terdapat faktor-faktor yang memengaruhinya, yaitu:
  1. Sifat dasar, merupakan sifat yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.
  2. Lingkungan prenatal, merupakan kondisi ketika seseorang masih dalam kandungan ibunya. Pada saat ini akan terjadi hubungan psikologis yang sangat kuat antara ibu dan janin yang dikandungnya.
  3. Perbedaan perorangan, sebenarnya adalah perbedaan pribadi yang dalam hal ini setiap manusia memiliki perbedaan pada kepribadiannya.
  4. Lingkungan, dalam hal ini terdapat tiga lingkungan yang memengaruhi kepribadian seseorang yaitu lingkungan fisik, lingkungan budaya, dan lingkungan sosial.
  5. Motivasi, merupakan kekuatan dorongan pada diri seseorang untuk berbuat sesuatu. Makin besar dorongan dalam diri seseorang untuk bersosialisai, makin cepat terjadinya proses sosialisasi.

F. Nilai dan Norma Sosial dalam Proses Sosialisasi

Keberadaan nilai sosial memiliki fungsi yang sangat berperan dalam proses sosialisasi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain sebagai berikut.
  1. Alat motivasi untuk memberi semangat pada manusia agar mewujudkan dirinya dalam perilaku sosial.
  2. Sarana untuk menetapkan harga sosial. Nilai-nilai sosial digunakan untuk mengukur penghargaan sosial yang patut diberikan kepada seseorang atau golongan.
  3. Petunjuk arah atau cara berpikir dan bertindak warga masyarakat secara umum diarahkan oleh nilai-nilai sosial yang berlaku.
  4. Alat solidaritas yang berfungsi mendorong masyarakat untuk saling bekerja sama untuk mencapai sesuatu yang tidak dicapat sendiri.
  5. Kontrol sosial terhadap nilai-nilai yang dapat menjadi acuan bagi setiap tindakan individu, serta itneraksi antaranggota masyarakat.

Minggu, 28 September 2025

Perubahan Sosial

Pengertian Perubahan Sosial

Perubahan adalah gejala sosial yang dialami setiap kalangan masyarakat. Masyarakat mempunyai kecenderungan agar semakin maju serta mengalami perkembangan, seiring kemajuan pola pikirnya terkait tingkat kemampuannya. Kecenderungan tersebut dipengaruhi sekali dengan faktor berikut:

  1. Rasa yang tidak puas dalam keadaan serta situasi.
  2. Adanya keinginan mengadakan perubahan.
  3. Sadar adanya kekurangan terhadap kebudayaan hingga berusaha menutupinya dengan adanya perbaikan.
  4. Adanya usaha masyarakat menyesuaikan diri terhadap keperluan, kondisi baru, serta keadaan.
  5. Banyaknya kesulitan dihadapi yang memungkinkan manusia terus berusaha agar bisa mengatasinya.
  6. Tingkat kebutuhannya semakin kompleks serta adanya keinginan agar dapat meningkatkan taraf hidup.
  7. Sikap dari kalangan masyarakat pada hal-hal baru.
  8. Sistem pendidikan bisa memberi nilai tertentu untuk manusia.
Di bawah ini adalah definisi perubahan sosial dari sudut pandang para ahli.
  1. Kingley Davis: perubahan sosial merupakan perubahan yang terjadi pada struktur serta fungsi masyarakat.
  2. Robert Mac Iver: perubahan sosial merupakan perubahan pada hubungan sosial maupun perubahan pada keseimbangan hubungan sosialnya.
  3. Samuel Koening: perubahan sosial ini menunjukkan terhadap modifikasi yang terjadi pada pola kehidupan manusia.
  4. J.P Gillin serta J.L. Gilling : perubahan sosial merupakan suaatu variasi cara hidup yang sudah diterima, baik disebabkan perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk, kebudayaan materiil, serta ideologi.
  5. Hans Gart serta C. Wright Mills: perubahan sosial yaitu apapun yang terjadi baik kemunculan, kemunduran, maupun perkembangan pada kurun waktu pada lembanga, peran, maupun tatanan struktur sosial.

Sabtu, 27 September 2025

Bentuk-Bentuk Interaksi Asosiatif dan Disosiatif

A. Bentuk-bentuk Interaksi Asosiatif

Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial positif yang mengarah pada kesatuan dan kerjasama. Yang termasuk jenis interaksi sosial asosiatif adalah kerjasama, akomodasi, akulturasi, dan asimilasi.
1. Kerjasama
Kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial di mana orang-orang atau kelompok-kelompok bekerja sama, saling tolong-menolong untuk mencapai tujuan bersama. 
Ada beberapa jenis kerjasama antara lain:
  • Kerukuran atau gotong royong, yakni bentuk kerja sama yang dilakukan secara sukarela demi mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu yang berkaitan langsung dengan orang-orang yang terlibat dalam gotong royong.
  • Bargaining, yakni bentuk kerja sama berupa kegiatan perjanjian pertukaran barang ataupun jasa dua organisasi ataupun lebih.
  • Kooptasi, yaknti bentuk kerja sama berupa prosedur penerimaan unsur-unsur baru di kepemimpinan dan pelaksanaan ketatanegaraan organisasi guna menghindari adanya konflik.
  • Koalisi, yakni bentuk kerja sama berupa kombinasi dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama.
  • Joint-venture, yakni bentuk kerja sama dalam perusahaan proyek khusus, seperti pengeboran minyak dan perhotelan.
2. Akomodasi
Akomodasi adalah proses penyesuaian diri individu atau kelompok manusia sebagai upaya untuk mengatasi ketegangan. Tujuannya mengurangi perbedaan pandangan dan pertentangan politik serta untuk mencegah terjadinya konflik.
Berikut ini adalah bentuk-bentuk akomodasi beserta pengertian dan penjelesannya.
  • Koersi, yakni bentuk akomodasi yang berlangsung karena paksanaan kehendak suatu pihak terhadap pihak lain yang lemah dengan didominasi suatu kelompok atas kelompok lain.
  • Kompromi, yakni bentuk akomodasi di mana pihak-pihak terlibat perselisihan saling meredakan tuntutan sehingga tercapai suatu penyelesaian bersama dengan cara kompromi,
  • Arbitrase, yakni bentuk akomodasi yaang terjadi jika terdapat pihak-pihak yang berselisih tidak sanggup mencapai kompromi sendiri, sehingga diundanglah kelompok ketiga yang tidak berat sebelah untuk mengusahakan penyelesaian. 
  • Mediasi, yakni bentuk akomodasi berupa upaya mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih untuk tercapainya suatu persetujuan bersama.
  • Toleransi, yakni benruk akomodasi tanpa adanya persetujuan resmi karena tanpa disadari dan direncanakan, adanya keinginan untuk menghindarkan diri dari perselisihan yang saling merugikan.
  • Stalemate, yakni bentuk akomodasi yang terjadi saat kelompok yang terlibat pertentangan memiliki kekuatan seimbang, sehingga konflik akan berhenti dengan sendirinya.
3. Akulturasi
Akulturasi adalah penerimaan unsur-unsur baru menjadi suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur-unsur yang lama. Akulturasi merupakan hasil dari perpaduan dua kebudayaan dalam waktu lama. Contoh akulturasi misalnya musik Melayu bertemu dengan musik Portugis dibawa para penjajah sehingga menghasilkan jenis musik keroncong.

4. Asimilasi
Asimilasi adalah usaha-usaha untuk meredakan perbedaan antar individu atau antar kelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Contoh asimilasi misalnya seni kaligrafi yang berasal dari Arab yang berkembang dalam kebudayaan Islam di Indonesia.

B. Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif

Interaksi sosial disosiatif adalah bentuk interaksi yang lebih mengarah kepada konflik dan perpecahan, baik individu maupun kelompok. Yang termasuk jenis interaksi sosial disosiatif adalah:
1. Kompetisi
Kompetisi atau persaingan adalah bentuk interaksi sosial disosiatif dimana orang-orang atau kelompok-kelompok berlomba meraih tujuan yang sama. Persaingan dilakukan secara sportif sesuai aturan tanpa adanya benturan fisik antar pesertanya. Contoh: pertandingan tarik tambang antar warga di lingkungan desa.

2. Kontravensi
Kontravensi adalah bentuk interaksi sosial disosiatif berupa sikap menentang dengan tersembunyi agar tidak ada perselisihan atau konflik terbuka. Kontravensi merupakan proses sosial yang ditandai ketidakpastian, keraguan, penolakan, dan penyangkalan yang tidak diungkapkan secara terbuka.
Terdapat 5 macam kontravensi yang ada, yaitu:
  • Kontravensi umum, seperti penolakan, keengganan, protes, perlawanan, gangguan, dan mengancam pihak lawan.
  • Kontravensi sederhana, seperti menyangkal pernyataan orang di depan umum. 
  • Kontravensi intensif, seperti penghasutan dan penyebaran desas-desus.
  • Kontravensi rahasia, seperti membocorkan rahasia atau berkhianat.
  • Kontravensi taktis, misalnya mengejutkan kelompok lawan provokasi dan intimadi.
3. Konflik Sosial
Konflik sosial atau pertikaian atau pertentangan, yakni interaksi sosial disosiatif yang terjadi karena peerbedaan paham dan kepentingan antar individu atau kelompok. Konflik ditandai dengan adanya ancaman, kekerasan dan konflik fisik antar pihak yang bertentangan. Contoh konflik sosial misalnya antara Israel dan Palestina dimana Israel terus-menerus menyerang Palestina untuk merebut daerahnya.
Adapun bentuk-bentuk konflik atau pertentangan antara lain:
  • Pertentangan pribadi: merupakan pertentangan yang terjadi antar individu, dengan latar belakang atau sebab yang bermacam-macam.
  • Pertentangan rasial: yakni pertentangan yang terjadi karena kepentingan kebudayaan. Kondisi bertambah buruk apabila terdapat salah satu ras yang menjadi golongan minoritas.
  • Pertentangan antarkelas sosial: yakni pertentangan yang terjadi karena ada perbedaan kepentingan, seperti perbedaan kepentingan antara majikan dan buruh.
  • Pertentangan politik: yakni pertentangan yang terjadi antara golongan pada masyarakat antara negara-negara berdaulat. Misalnya seperti pertentangan yang terjadi antar partai politik menjelang pemilu atau pertentangan antara negara.
  • Pertentangan yang bersifat internasional: adalah pertentangan yang disebabkan oleh kepentingan yang lebih luas menyangkut kepentingan nasional dan kedaulatan masing-masing negara. Apabila terdapat pihak yang tidak bisa mengendalikan diri, maka akan terjadi peperangan.

Kamis, 25 September 2025

Interaksi Sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok satu dengan kelompok lainnya. Interaksi sosial dapat terjadi dalam suasana persahabatan maupun permusuhan, bisa dengan kata-kata, jabat tangan dan bahasa isyarat. Interaksi sosial akan terjadi apabila membuhi dua syarat, yaitu Kontak dan Komunikasi.

a. Kontak Sosial
Kata 'kontak' berasal dari kata 'con' atau 'cum' (Bahasa Latin: bersama-sama) dan 'tango' (Bahasa Latin: menyentuh). Kontak dapat bersifat primer jika pihak-pihak yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan bertatap muka, misalnya apabila orang-orang tersebut berjabat tangan, saling senyum, dan seterusnya. Dan, kontak sekunder yaitu apabila kontak yang terjadi memerlukan perantara. Kontak sekunder ada dua jenis yaitu langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung terjadi apabila pihak-pihak yang mengadakan kontak dengan menggunakan perantara dapat berkomunikasi secara langsung. Contoh dalam hal ini adalah berkomunikasi secara langsung. Kontak sekunder tidak langsung terjadi manakala orang-orang saling berhubungan, tetapi tidak dapat secara langsung melakukan komunikasi. Contoh dalam hal ini adalah orang-orang yang berkomunikasi melalui surat.

b. Komunikasi
Komunikasi berasal dari kata 'communicare' (Bahasa Latin: berhubungan). Jadi, secara harfiah komunikasi adalah berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Pada kontak sosial pengertiannya lebih ditekankan kepadda orang atau kelompok yang berinteraksi, sedangkan komunikasi lebih ditekankan kepada bagaimana pesannya itu diproses.

Komunikasi muncul setelah kontak berlangsung (ada kontak belum tentu terjadi komunikasi). Komunikasi memiliki maksud yang luas dibandingkan dengan kontak, karena komunikasi dapat memiliki dan menimbulkan beberapa penafsiran yang berbeda-beda. Seperti tersenyum dapat ditafsirkan sebagai peenghormatan atau ejekan terhadap seseorang.

2. Jenis-jenis Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat terjadi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok.

a. Interaksi Sosial, Individu dengan Individu
Dalam interaksi ini seorang individu akan membuat aksi kepada orang lain dengan tujuan orang lain memberikan reaksi atas aksi yang dilakukannya. Reaksi yang muncul dapat bersifat positif dan juga negatif. Reaksi dikatakan negatif jika reaksi yang terjadi mengarah kepada pertentangan atau konflik. Contohnya

b. Interaksi sosial, individu dengan individu
1) Seorang kakak mengajari adiknya belajar menggunakan sepeda motor.
2) Seorang peserta didik bertanya kepada guru tentang hasil Ujian Tengah Semester
3) Seorang dokter melayani konsultasi dengan pasien

c. Interaksi sosial, individu dengan kelompok
Dalam interaksi ini, seorang individu berinteraksi dengen kelompok. Contohnya
1) Guru yang sedang mengajarkan para peserta didik cara berpidato
2) Narasumber mengadakan tanya jawab dengan peserta kegiatan
3) Bupati memimpin rapat kerja dengan bahawannya

d. Interaksi sosial, kelompok dengan kelompok
Dalam interaksi ini, yang muncul adalah kepentingan kelompok, sehingga kepentingan individu-individu tidak muncul. Contohnya
1) Mahasiswa Jurusan Sosiologi & Antropologi UNY yang berkunjung di Kampus mahasiswa Jurusan Sosiologi & Antropologi UNNES
2) OSIS dengan Pramuka saling membantu dalam menyukseskan kegiatan tanam 1000 bibit

3. Ciri-ciri Interaksi Sosial

a. Pelakunya lebih dari satu orang
b. Ada komunikassi di antara pelaku melalui kontak sosial
c. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan diperkirakan pelaku.
d. Ada dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang) yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial

a. Imitasi
Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru orang lain sebagai tokoh idealnya. Imitasi cendderung tidak disadari dilakukan oleh seseorang. Imitasi pertama kali akan terjadi salam sosialisasi keluarga. Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan orang tuanya seperti cara berbicara dan berpakaian.

b. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan secara sadar. Contoh identifikasi: seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut, model pakaian, atau gaya dan menganggap dirinya sama dengan artis tersebut.

c. Sugesti
Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseoran gkepda orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang. 

d. Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain. Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok orang atau lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh simpati adalah pada peringatan ulang tahun, pada saat lulus ujian, atau pada saat mencapai suatu prestasi.

e. Empati
Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkaan peranan secara efektif dan seseorang atau orang lain dalam kondisi yang sebenar-benarnya, seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional. Contoh empati adalah saat kita turut merasakan empati terhadap masyarakat Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung Merapi.

f. Motivasi
Motivasi dalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang diberikan seseorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab. Contoh motivasi adalah guru yang memberikan motivasi kepada siswanya supaya siswanya semakin giat belajar.

Tindakan Sosial

 Hal terpenting dari interaksi sosial adalah konsep tindakan atau perilaku manusia. Addanya hubungan antar manusia melahirkan tindakan-tindakan yang akan menunjukkan variasi hubungan dengan proses berpikir, tujuan yang akan dicapai, dan cara bagaimana mencapai tujuan itu. Sebagai makhluk sosial, tindakan manusia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan sosial. Adanya pengaruh timbal balik itu dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga atau yang lebih luas lagi di masyarakat. Itulah sebabnya tindakan yang dilakukan oleh manusia disebut tindakan sosial.

Menurut Max Weber, tindakan sosial adalah tindakan yang mempunyai makna, tindakan yang dilakukan dnegan memperhitungkan keberadaan orang lain atau tindakan individu yang dapat mempengaruhi individu lain dalam masyarakat. Hal itu perlu diperhatikan menginat tindakan sosial menjadi perwujudan dari hubungan atau interaksi sosial. Jadi, tindakan sosial adalah tindakan atau perilaku manusia yang mempunyai maksud subjektif bagi dirinya, untuk mencapai tujuan tertentu dan juga merupakan perwujudan dari pola pikir individu yang bersangkutan.

A. Tipe-tipe Tindakan Sosial

1. Tindakan Rasional Instrumental

Tindakan rasional instrumental merupakan tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Artinya, tindakan ini didasari oleh tujuan yang telah matang. Misalnya, ketika seseorang peserta didik akan mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi, memutuskan untuk memilih jurusan terteentu pada perguruan tinggi tersebut. Keputusan yang diambil peserta didik tersebut tenru dilakukan dengan berbagai pertimbangan, seperti kemungkinan untuk diterima dengan kemampuan yang dimilikinya, persaingan yang mengambil jurusan itu, juuga peminat pada perguruan tinggi tersebut. 

2. Tindakan Rasional Berorientasi Nilai

Tindakan rasional berorientasi nilai dilakukan dengan memperhitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang ingin dicapai tidak terlalu dipertimbangkan. Tinndakan seperti ini menyangkut kriteria baik dan benar menurut penilaian masyarakat. Tercapai atau tidaknya tujuan bukan persoalan dalam tindakan sosial tipe ini. Yang penting adalah kesesuaian dengan nilai-nilai dasar yang berlaku dalam kehidupan masyarakat.

Contoh tindakan ini adalah pelaksanaan kegiatan solidaritas atau pembeian bantuan secara sukarela terhadap bencana alam. Tujuan akhir dari kegiatan tersebut pada umumnya tidak terlalu dipikirkan karena tolong-menolong merupakan nilai yang baik di mata masyarakat.

Tindakan rasionalitas berorientasi nilai dapat mengarahkan seseorang menghargai dan menghormati orang lain. Dalam tindakan ini diharapkan muncul sikat yang berorientasi kepadda kebersamaan dan penghargaan terhadap nilai-nilai yang dianut orang lain. Hal ini dapat memunculkan pemahaman bahwa manusia terlahir sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

3. Tindakan Tradisional

Tindakan tradisional adalah tindakan yang dilakukan semata-mata mengikuti tradisi atau kebiasaan yang sudah baku. Seandainya kita bertanya kepada orang yang melakukan perbuatan tersebut pada umumnya mereka hanya akan menjawab sudah merupakan kebiasaan yang dilakukan dan diturunkan secara terus-menurus dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Contoh dari tindakan tersebut adalah kebiasaan mudik orang-orang yang merantau pada saat-saat tertentu (hari raya, natal atau tahun baru).

Tindakan tradisional yang memiliki nilai baik tetap harus dipertahankan, seperti mudik. Mudik adalah fenomena masyarakat untuk tetap menjalin silaturahmi dengan kaum kerabatnya sehingga orang tetap mengenal lingkungan budaya sendiri dan dapar berperan untuk tetap melestarikannya.

4. Tindakan Afektif

Tindakan afektif adalah tindakan yang sebagian besar dikuasai oleh perasaan ataupun emosi, tanpa pertimbangan yang matang. Tindakan ini muncul karena luapan emosi, seperti adanya cinta, amarah, gembira, atau sedih muncul begitu saja sebagai ungkapan langsung terhadap keadaan tertentu. Itulah sebabnya tindakan sosial ini lebih berupa reaksi spontan. Tindakan ini sering muncul sebagai ungkapan yang memunculkan perasaan gembira, sedih, emosional, dan sebagainya. 

Misalnya, ungkapan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dengan memeluk atau menciumnya.

Kamis, 03 Juli 2025

Penyebab Pecahnya Pembuluh Darah

Tubuh manusia mengandung pembuluh darah dengan panjang puluhan ribu mil, yang berfungsi untuk menyalurkan darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah adalah salah satu bagian paling penting dalam tubuh manusia, dimana salah satu fungsinya adalah untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Darah yang mengalir tersebut membawa oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel, organ, dan jaringan tubuh agar bisa menjalankan fungsinya dengan baik. 

Pembuluh darah dapat mengalami gangguan, sepeti pembuluh darah pecah. Pendarahan akibat pecahnya pembuluh darah bisa muncul di bawah permukaan kulit dengan tanda-tanda fsik berupa bercak-bercak berwarna kemerahan, kecoklatan, atau keunguan yang disebut juga dengan purpura.

Apakah pembuluh darah pecahnya menyebabkan bahaya?

Bahaya atau tidaknya kondisi ini tergantung dari penyebab dan jenis pembuluh darah yang pecah. Pembuluh darah pecah dapat disebabkan oleh berbagai hal. mulai dari cedera yang bisa mengenai pembuluh darah kapiler hingga aneurisma yang dapat terjadi pada pembuluh darah di aorta, perut, dan otak. 

Apakah pembuluh darah bisa sembuh? 

Hal ini tergantung dari jenis pembuluh darah yang terdampak. Contohnya, pecahnya pembuluh darah di mata masih bisa sembuh dalam waktu kurang lebih 1-2 minggu setelah dilakukan pengobatan. Namun, kondisi ini bisa menjadi sangat serius apabila pembuluh darah pecah terjadi di otak. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan stroke, yang merupakan salah satu penyakit mematikan. Meski masih bisa disembuhkan, pada beberapa kaasus, penderita bisa mengalami kecacatan atau disabilitas tubuh. Bahkan pada pasien yang berhasil sembuh, ia akan lebih rentan mengalami kembali kondisi ini.

Apa saja penyebab pembuluh darah pecah?

Pecahnya pembuluh darah disebabkan oleh beberapa faktor, yakni:

1. Vaskulitis

Penyebab pembuluh darah pecah yang pertama adalah vaskulitis, yaitu peradangan pada pembuluh darah kapiler atau pembuluh darah arteri besar. Kondisi ini dapat berkembang menjadi aneurisma atau penggelembungan pembuluh darah karena lemahnya dinding pembuluh darah. 

Gejala pembuluh darah pecah akibat vaskulitis antara lain ruam pada kulit, demam, kelelahan, nnyeri sendi, dan nyeri pada perut. Pada kondisi yang lebih serius, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan fungsi ginjal, saraf, hingga sesak napas, tergantung dari jenis pembuluh darah yang terdampak.

2. Cedera

Pecahnya pembuluh darah juga bisa disebabkan oleh cedera, seperti terbentur atau terjatuh. Kondisi ini dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler yang berfungsi untuk memfasilitasi pertukaran nutrisi dan oksigen dengan limbah dan karbon dioksida.

Ketika pembuluh darah kapiler pecah, maka sel darah merah akan bocor dan terkumpul di bawah kulit sehingga memicu timbulnya memar. Umumnya, memar pada kulit tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar 2-4 minggu. Namun, waspadai memar yang disertai dengan nyeri, kemampuan gerak terbatas, dan pembengkakan, karena kondisi tersebut bisa menjadi tanda keseleo.

3. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan kondisi yang paling sering menjadi penyebab pembuluh darah pecah. Hal ini terjadi karena arteri merupakan tumpuan tekanan aliran darah, sehingga peningkatan tekanan darah akan berdampak pada pembuluh darah ini. 

Kondisi tekanan darah yang tinggi dalam jangka panjang ini dapat menyebabkan arteri menyempit dan rusak, sehingga dinding arteri menjadi kurang elastis dan membatasi aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini juga dapat mengakibatkan terjadinya aneurisma yang bisa pecah kapan saja.

4. Perdarahan Subkonjugtiva

Penyebab pembuluh darah pecah berikutnya adalah perdarahan subkonjungtiva, yaitu kondisi ketika pembuluh darah kecil di bawah permukaan bening (konjungtiva) mata pecah. Darah yang bocor tersebut tidak dapat diserap dengan cepat oleh konjungtiva, sehingga darah terperangkap di area tersebut.

Perdarahan subkonjungtiva umumnya ditandai dengan munculnya bercak merah di bagian putih mata. Kondisi ini sering kali membuat orang khawatir, namun pendarahan ini tidak menyebabkan nyeri atua memengaruhi fungsi penglihatan dan bisa sembuh dalam waktu kurang lebih dua minggu.

5. Diabetes

Diabetes juga menjadi salah satu penyakit yang dapat menyebabkan pembuluh darah pecah di sekitar organ mata. Pasalnya, diabetes dapat meningkatkan kadar gula di bagian mata, sehingga menimbulkan komplikasi yang diseebut dengan retinopati diabetik. Berbeda dengan perdarahan subkonjungtiva, pecahnya pembuluh darah di retina dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan menurunkan tingkat ketajaman penglihatan.

6. Aneurisma

Aneurisma adalah salah satu penyebab pembuluh darah pecah di kepala, tepatnya di area otak. Aneurisma merupakan kondisi ketika pembuluh darah mengalami penggelembungan akibat dinding pembuluh darah yang melemah. Jika sudah parah, pembuluh darah tersebut tidak pecah dan mengakibatkan perdarahan hebat yang menekan jaringan otak, sehingga memicu terjaidnya stroke hemoragik.

7. Aterosklerosis

Selain hipertensi, aterosklerosis juga menjadi salah satu penyebab pembuluh darah pecah yang paling sering terjadi. Aterosklerosis adalah kondisi ketika pembuluh darah arteri mengalami pengerasan akibat tumpukan plak dari kalsium dan kolesterol.

Semakin lama, plak tersebut akan membuat arteri menyempit dan menghambat aliran darah untuk melewati arteri. Aterosklerosis perlu diwaspadai dan mendapatkan penanganan sesegera mungkin karena dapat menyebabkan serangan jantung.


Referensi : 

1. Tim Medis Siloam Hospitals. "Ketahui 7 Penyebab Pembuluh Darah Pecah, Wajib Diwaspadai". Situs : https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/penyebab-pembuluh-darah-pecah. Diakses tanggal 2 Juli 2025 pukul 07.19 WIB.

2. Kompas. "Pengertian Pembuluh Darah dan Jenisnya". Situs : https://amp.kompas.com/skola/read/2020/03/05/183000369/pengertian-pembuluh-darah-dan-jenisnya . Diakses tanggal 3 Juli pukul 07.45 WIB.

Rabu, 02 Juli 2025

Ruang dan Interaksi Antar Ruang

Ruang menurut KBBI adalah rongga yang berbatas atau terlingkung oleh bidang. Dalam geografi, kita juga akan belajar tentang ruang, bahkan Geografi dapat disebut sebagai ilmu tentang keruangan. 

Dalam Geografi, ruang merupakan sebuah tempat pada permukaan bumi. Tempat yang dimaksud ini adalah tempat yang digunakan makhluk hidup untuk tinggal, baik secara keseluruhan ataupun hanya sebagian. Contoh ruang adalah habitat hutan hujan tropis yang tersebar di sepanjang garis khatulistiwa Indonesia. 

Kemudian, interaksi antar ruang merupakan cara yang digunakan untuk mengelola wilayah yang ada berdasarkan potensi dan permasalahannya. Disebut interaksi karena cara tersebut juga berhubungan dengan keterkaitan satu ruang dengan ruang-ruang lain yang ada di sekitarnya, baik yang bisa dilihat secara fisik atau tidak.

Contoh interaksi antar ruang ialah ASEAN dengan anggota negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang menjalin kerja sama dalam berbagai hal, mulai dari ekonomi hingga politik.

Bentuk-Bentuk Interaksi Antar Ruang

Ada tiga bentuk interaksi antar ruang, yaitu:

1. Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk merupakan suatu interaksi yang berbentuk pergerakan atau perpindahan manusia dari satu tempat ke tempat lain karena adanya tujuan dan keperluan tertentu. Contoh mobilitas penduduk adalah emigrasi, imigrasi, transmigrasi, urbanisasi, dan lain-lain.

2. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu interaksi yang berbentuk perpindahan ide atau gagasan beserta dengan informasi, baik secara langsung maupun tidak. Contoh komunikasi adalah tayangan berita di televisi, ramalan cuaca, informasi digital di internet, dan lain-lain.

3. Transportasi

Transportasi merupakan suatu interaksi yang diikuti oleh perpindahan manusia, barang, atau energi. Contoh transportasi adalah moda transportasi penumpang (misalnya MRT dan Transjakarta).

Syarat dalam Interaksi Antar Ruang

Ada tiga syarat dalam interaksi antar ruang, yaitu:

1. Complementary

Complementary berarti saling melengkapi. Kita tentu tahu bahwa wilayah satu dengan wilayah lainnya menghasilkan komoditas berbeda. Perbedaan tersebutlah yang menimbulkan interaksi di antara wilayah-wilayah tersebut. Contohnya adalah interaksi di antara daerah perkotaan yang membutuhkan banyak tenaga kerja dnegan wilayah sekitarnya yang memenuhi kebutuhan tenaga kerja itu.

2. Intervening Opportunity

Intervening opportunity berarti pilihan intervensi. Hal ini merujuk pada kemampuan yang dimiliki suatu wilayah untuk memberikan pengaruh pada wilayah lain. Kemudian, pengaruh yang diberikan ini harus diterima oleh wilayah lain tersebut. Contohnya adalah DKI Jakarta yang tidak hanya merupakan pusat pemerintahan, tetapi juga pusat dari segala aktivitas. Wilayah DKI Jakarta memberikan tekanan bagi wilayah lain untuk menjalankan kebijakan pembangunan tertentu dengan mempertimbangkan hasil berupa percepatan pembangunan dan interaksi antarwilayah.

3. Transferability

Transferability berarti kemudahan dalam proses mentransfer. Pengangkutan barang maupun manusia membutuhkan biaya. Jika biaya ini dianggap terlalu tinggi dan tidak sebanding dengan keuntungannya, maka tidak akan terjadi interaksi antar ruang. Kemudahan dalam proses mentransfer dan biayanya juga bergantung pada infrastruktur yang menghubungkan wilayah asal dan tujuan. Contohnya adalah pembangunan banyak jalur penghubung di wilayah sekitar DKI Jakarta ke DKI Jakarta yang bertujuan untuk memberikan kemudahan ini.

Dampak Adanya Interaksi Antar Ruang

Adanya interaksi antar ruang pasti memberikan dampak. Dampak tersebut adalah sebagai berikut:

1. Berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan

Wilayah-wilayah di sekitar pusat interaksi nantinya akan menjadi wilayah-wilayah pusat pertumbuhan satelit yang baru, seperti halnya kawasan Bodetabek.

2. Berkembangnya sarana dan prasarana

Tuntutan dari interaksi untuk memenuhi dan mempermudah proses interaksi akan menghasilkan perkembangan sarana dan prasarana di wilayah sekitarnya. 

3. Perubahan penggunaan lahan

Penggunaan lahan dapat berubah seturut meningkatnya interaksi. Umumnya, perubahan yang terjadi adalah alih fungsi lahan dari lahan produktif menjadi lahan pemukiman.

Selasa, 24 Juni 2025

Mengenal Kelebihan dan Kekurangan Metode Montessori

Beli Bukunya Via Shopee (klik disini)

Metode Montessori adalah suatu metode pendidikan untuk anak-anak berdasar pada teori perkembangan anak dari Dr. Maria Montessori, seorang pendidik dari Italia di akhir abad 19 dan awal abad 20. Metode ini diterapkan terutama di pra-sekolah dan sekolah dasar, walaupun ada juga penerapannya sampai jenjang pendidikan menengah.

Ciri dari metode ini adalah penekanan pada aktivitas pengarahan diri pada anak dan pengamatan klinis dari guru (sering disebut "direktur" atau "pembimbing"). Metode ini menekankan pentingnya penyesuaian dari lingkungan belajar anak dengan tingkat perkembangannya, dan peran aktivitas fisik dalam menyerap konsep akademis dan keterampilan praktik. Ciri lainnya adlah adanya penggunaan peralatan otodidak (koreksi diri) untuk memperkenalkan berbagai konsep.

Walaupun banyak sekolah-sekolah yang menggunakan nama "Montessori", kata itu sendiri bukan merupakan merk dagang, juga tidak dihubungkan dengan organisasi tertentu saja. 

Kelebihan Metode Montessori

Metode Montessori yang merupakan metode belajar yang bergantung pada masing-masing anak yang dididik, memiliki keunggulan dalam menmbuhkan kekritisan berpkir, berkolaborasi dalam tim, dan bertindak lebih tegas. Setiap anak memiliki kebebasan dalam memilih aktivitas, yang tentu saja telah diatur sedemikian rupa oleh para pendidiknya untuk menumbuhkan kemandirian, kebebasan dan keteraturan. Guru, anak dan lingkngan yang diatur menciptakan segitga pembelajaran yang baik. Anak dengan bebas memanfaatkan lingkungan yang ada untuk mengembangkan pribasinya, dan berinteraksi dengan guru ketika membutuhkan bantuan dan atau arahan yang diperlukan.

Setiap tingkatan usia mempelajari hal yang berbeda, ujung tombak pembelajaran dalam metode montessori adalah penggabungan kelompok anak-anak dengan usia yang berbeda-beda. Anak yang lebih muda dapat belajar dari anak yang lebih tua, sekaligus memberikan kesempatan kepadda anak yang lebih tua untuk lebih memperkuat kemampuan yang telah meereka kuasai sebelumnya dengan kondep mengajarkan. Nantinya tiap individu pasti merasakannya saat bekerja dan bersosialisasi dengan banyak orang yang berbeda usi di kehidupan nyata. 

Montessosi juga memperhatikan adanya saat-saat yang sensitif, ketika anak-anak memiliki kesempatan lebih baik dalam mempelajari sesuatu dibanding masa-masa lainnya. 

Misalkan di awal masa anak-anak, mereka mempelajari segala sesuatunya melalui aktivitaas gerak dan penginderaan, dengan berbagai material yang mengembangkan kekuatan kognitif melalui pengalaman langsung. Metode inni cocok digunakan untuk anak-anak yang memasuki masa golden age.

Beranjak besar, di tingkatan dasar, anak-anak mulai mengatur pikirannya dari hal-hal yang nyata ke arah yang abstrak. Mereka mulai mengaplikasikan pengetahuannya ke pengalaman nyata.

Pada setiap tingkatan usia, anak disiapkan untuk menghadapi dunia orang dewasa ketika pikiran dan emosi berkembang untuk lebih memahami konsep-konsep yang lebih abstrak seperti keadilan, kebebasan, dan kesetaraan.

Kekurangan Metode Montessori

Ada beberapa kritikan terhadap metode montessori ini. Salah satunya berasal dari orang tua yang dikeluarkan oleh sekolah yang menerapkan metode montessori ini karena anak balitanya adalah anak yang aktif dan memerlukan perhatian lebih tinggi.

Dikatakan olehnya bahwa metode montessori tidak mempertimbangkan bahwa sedikitnya material pembelajaran tidak hanya mengarah kepada sifat berbagi tetapi dapat mengarah kepada agresi dan insting untuk mempertahankan hak milik, terutama pada anak usia dini. Pengelompokan anak dengan berbagai usia juga dapat menimbulkan sikap agresif dari anak yang berusia lebih tua dan keinginan untuk mengalahkan anak yang lebih kecil dalam penggunaan material belajar yang terbatas jumlahnya. Hal ini menumbuhkan sifat intimidasi dan merasa lebih benar di diri anak-anak.

Komunikasi dengan orang tua juga adalah hal yang perlu diperhatikan dalam metode ini. Kadang kala, orang tua tidak tahu menahu perkembangan atau aktivitas yang lebih baik dihindari anak agar tidak mengarah kepada perilaku yang tidak diinginkan. Perkembangan anak di rumah yang diinginkan orang tua juga tidak dapat diakomodir dalam aktivitas di sekolah montessori. Misalkan orang tua melihat ada perilaku-perilaku anak yang mengkhawatirkan di rumah, tetapi aspirasi orang tua ini sering kali tidak dieprhatikan oleh pengajar. Orang tua juga tidak mengetahui keunggulan yang anak lakukan dalam suatu pekerjaan dibandingkan aktivitas lainnya. 

Kekurangan-kekurangan yang diutarakan lebih banyak mengarah kepada kemampuan pengajar dan sistem yang perlu dikembangkan oleh sekolah pennganut metode Montessori untuk kembali ke prinsip dasar metode tersebut. Prinsip yang dianut adalah prinsip belajar yang fokus kepada masing-masing anak. Perkembangan dan penyimpangan sedikit apapun dari tiap anak harus dapat dilihat dan dilakukan tindakan terhadapnya agar anak dapat tumbuh dengan perilaku yang terbaik.

Minggu, 22 Juni 2025

LATIHAN SOAL BAB 2 DATA

1. Jelaskan yang dimaksud dengan data!

Jawab : Data dalah bermacam keterangan mengani sesuatu hal, yang dapat berupa angka-angka (bilangan) dan dapat juga bukan berupa angka-angka. Sebagai keterangan, data merupakan bahan nyata yang dapat dijadikan oleh penggunanya sebagai dasar kajian (sebagai analisis atau kesimpulan). 

2. Jelaskan yang dimaksud dengan data-data berikut ini (dan sebutkan contohnya).

a. Data sekunder : adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode, baik secara komersial maupun nonkomersial. Data sekunder disebut juga data tersedia. Contoh: peneliti yang menggunakan data statistik hasil penelitian yang diperoleh dari surat kabar atau majalah.

b. Data diskret : adalah data yang nilainya adalah bilangan asli atau data bentuk bilangan bulat yang diperoleh dengan cara membilang. Contoh: berat badan ibu-ibu PKK Sumber Ayu, nilai rupiah dari waktu ke waktu, jumlah pemilih yang terdaftar di daerah X, dan lain-lain. Data diskret sering juga disebut sebagai data nominal.

c. Data kualitatif : adalah data yang disajikan dalam bentuk bukan angka-angka atau kata-kata yang mengandung makna. Contoh: kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar, dan foto, jenis kelamin, warna, dan sebagainya.

d. Data internal : adalah data yang menggambarkan situasi dan kondisi suatu organisasi secara internal (kondisi internal organisasi). Contoh: Data keuangan, data pegawai, data produksi, dan lain-lain.

3. Bagaimanakah cara untuk mengumpulkan data?

Jawab : Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam proses pengumpulan data.

  • Penelusuran literatur atau referensi. Cara pengumpulan data dengan menggunakan sebagian atau seluruh data yang dikumpulkan atau data dari peneliti sebelumnya. Data ini dapat diperoleh melalui perpustakaan atau intansi yang menyediakan data yang berkaitan dengan hal yang sedang diteliti.
  • Wawancara (interview). Cara mengumpulkan data melalui tanya jawab langsung dengan sumber data atau orang-orang yang dianggap mampu memberikan data yang diperlukan. Dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.
  • Kuesioner (angket). Cara mengumpulkan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar pertanyaan.
  • Pengamatan (observasi). Cara mengumpulkan data dengan pengamtan, baik langsung maupun tidak langsung, terhadap objek. Pengamatan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengamatan langsung, pengamatan tidak langsung, dan pengamatan partisipatif.

4. Jelaskan perbedaan pengumpulan data dengan metode sensus dengan metode sampel!

Jawab : Metode sensus dan metode sampel adalah dua penddekatan berbeda dalam pengumpulan data. Sensus melibatkan pengumpulan data dari setiap anggota populasi, sedangkan metode sampel hanya mengumpulkan data dari sebagian anggota populasi yang dianggap mewakili keseluruhan populasi. 

5. Jelaskan skala-skala pengukuran data berikut ini (dan sebutkan contohnya).

a. Skala nominal : skala yang memiliki ciri untuk membedakan atribut yang satu dengan atribut yang lain. Dalam skala nominal, data hanya diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori. Contoh: jenis kelamin yang dibedakan antara laki-laki dan perempuan.

b. Skala ordinal : Skala yang disusun secara berjenjang mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi atau sebaliknya dengan jarak tidak sama. Setiap jenjang memiliki sifat yang berbeda. Contoh: ranking (peringkat) Prestasi I, II, dan III yang masing-masing bernilai 100, 90, dan 78. Ranking I dengan ranking II berjarak 10, sedangkan ranking II dengan ranking III berjarak 12.

c. Skala interval : Skala yang selain memiliki ciri untuk membedakan dan menggunakan juga memiliki ciri jarak yang sama. Pada skala ini, data yang dijumlahkan bukanlah kuantitas atau besaran melainkan interval dan tidak terdapat nilai nol absolut. Contoh: air 1 gelas bersuhu 10 derajat Celcius ditambah 1 gelas bersuhu 20 derajat Celcius tidak menjadi 30 derajat Celcius, tetapi 15 derajat Celcius.

d. Skala rasio : Skala yang membeddakan dan mengurutkan jarak yang sama dan mempunyai titik nol. Jenis skala ini dapat menghitung rasio atau perbandingan antarnilai. Contoh: massa 0 kg berarti tidak ada beratnya, jarak 0 meter berarti tidak ada panjangnya, jumlah jarak 10 m + 5 m = 15 m, dan lain-lain.

6. Kelompokkan dan jelaskan data-data berikut ini, apakah tergolong sebagai data diskret atau data kontinu.

a. Tinggi badan mahasiswa S-1 : data kontinu

b. Jiwa dalam suatu keluarga : data diskret

c. Jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan olahraga : data diskret

d. Suhu badan seorang pasien di rumah sakit : data diskret

7. Kelompokkan dan jelaskan data-data berikut ini, apakah tergolong sebagai data kualitatif atau  data kuantitatif.

a. Berat badan mahasiswa : kuantitatif

b. Detak jantung pasien : kuantitatif

c. Suhu badan seorang pasien di rumah sakit : kuantitatif

d. Pemakaian energi listrik oleh konsumen : kualitatif


Sumber :

Hidayatullah, Syarif. 2020. "Statistika dan Probabilitas". Penerbit Salemba Teknika : Jakarta Selatan.

Beli Bukunya Disini 



LATIHAN SOAL BAB 1 PENGANTAR STATISTIK

1. Jelaskan perbedaan statistik dengan statistika. Berikan contohnya.

Jawab : Statistik menyatakan sebagai kumpulan data, bilangan ataupun bukan bilangan, disusun dalam tabel dan/atau diagra, yang menggambarkan suatu persoalan. Contoh : statistik penduduk, statistik kelahiran, statistik pendidikan, statistik pertanian, dan lain-lain. Sedangkan statistika adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, penarikan kesimpulan, serta pembuatan keputusan yang beralasan berdasarkan analisis yang dilakukan. 

2. Jelaskan perbedaan statistika parametrik dan statistika nonparametrik. Berikan contohnya.

Jawab : Statistika parametrik adalah bagian dari statistika yang paramater dan populasinya mengikusi suatu distribusi tertentu seperti distribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Statistika parametrik adalah suatu uji dengan model yang menetapkan adanya syarat-syarat tertentu (asumsi-asumsi) tentang variabel acak atau populasi yang merupakan sumber sampel penelitian. Statistika parametrik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang berskala interval dan rasio dengan dilandasi asumsi tertentu, seperti (asumsi) normalitas. Sedangkan statistika nonparametrik adalah bagian statistika yang paramter dan populasinya tidak mengikuti suatu distribusi tertentu, atau memiliki distribusi yang bebas, dan variansnya tidak perlu homogen. Statistika nonparametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala nominal dan ordinal. 

3. Jelaskan perbedaan statistika deskriptif dengan statistika induktif. Berikan contohnya.

Jawab : Statistika deskriptif/deduktif adalah tahap penanganan atau fase statistika yang berusaha menggambarkan dan menganalisis kelompok yang diberikan tanpa membuat atau menaruh kesimpulan mengenai kelompok yang lebih besar ("kesimpulan belum terlalu secara umum"). Sedangkan statistika induktif adalah tahap penanganan atau fase statistika yang berhubungan dengan kondisi-kondisi yang mana penarikan kesimpulan berlaku secara umum dari data yang telah tersedia. Penarikan kesimpulan ini merupakan generalisasi dari suatu populasi berdasarkan sampel yang ada.

4. Jelaskan kegunaan dan fungsi statistik!

Jawab : Berikut adalah kegunaan umum dari statistik.

  • Menjelaskan hubungan antarvariabel.
  • Membuat rencana dan ramalan.
  • Melakukan estimasi dan perbandingan/komparasi.
  • Mengatasi perubahan.
  • Membuat keputusan yang lebih baik.
  • Menampilkan hasil penelitian/riset dan analisis praktis dalam berbagai bentuk interpretasi.
Sementara itu, fungsi dari statitik meliputi:
  • Bank data
  • Alat kendali mutu
  • Alat analisis
  • Pemecahan masalah
  • Pembuatan keputusan

5. Jelaskan manfaat statistik dalam penelitian!

Jawab : Berikut adalah beberapa peran dan fungsi statistik dalam kegiatan penelitian menurut Guildford dalam Hidayatullah (2015).

  • Statistik memungkinkan pencatatan paling pasti/tentu (eksak) dari data penelitian.
  • Statistik memberikan cara untuk melakukan pengolahan data dalam bentuk angka.
  • Statistik memberikan arahan berpikir/tata kerja yang definit dan eksak (tertentu dan pasti).
  • Statistik memberikan cara meringkas data dalam berbagai bentuk.
  • Statistik berguna sebagai dasar menarik kesimpulan atau membuat keputusan.
  • Statistik memberikan landasan untuk melakukan ramalan (prediksi).
  • Statistik memungkinkan peneliti mampu menganalisis dan menjelaskan, serta menguraikan sebab-akibat yang kompleks dan rumit.

6. Sebutkan statitstika yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data hasil pengamatan serta memberikan informasi tanpa membuat atau menaruh kesimpulan tentang kelompok yang lebih besar. Jelaskan dengan alasan dan contoh!

Jawab : Statistika yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian data hasil pengamatan serta memberikan informasi tanpa membuat atau menaruh kesimpulan tentang kelompok yang lebih besar dinamakan statistika deskriptif. Statistika ddeskriptif hanya memberikan informasi mengenai data yang dimiliki dan tidak menarik inferensi atau kesimpulan apapun tentang gugus induknya yang lebih besar. Contoh statistika deskriptif yang sering kali muncul adalah tabel, diagram, grafik, dan besaran-besaran lain di majalah dan koran-koran.

7. Sebutkan statistika yang mencakup metode dengan analisis dan kesimpulannya berlaku secara umum. Jelaskann dengan alasan dan contoh!

Jawab : Statistika yang mencakup seluruh metode yang berhubungan dengan analisis sebagian data kemudian sampai pada peramalan atau penarikan kesimpulan mengenai keseluruhan data induk (populasi) tersebut dinamakan statistika inferensial. Generalisasi yang berhubungan dengan inferensia statistik memiliki sifat tidak pasti, karena mendasarkan pada informasi parsial yang didapat dari sebagian data. Sehingga yang didapat hanya peramalan. Contoh Statistika Inferensial adalah catatan kelulusaan selama lima tahun terakhir pada sebuah Sekolah Menengah Atas menunjukkan bahwa 72% diantara siswa SMA tersebut lulus dengan nilai yang memuaskan. Nilai numerik 72% adalah bentuk suatu statistika deskriptif. Jika berdasarkan ini kemudian seorang siswa menyimpulkan bahwa peluang dirinya akan lulus dengan nilai memuaskan adalah lebih dari 70%, siswa tersebut telah melakukan inferensia statistika yang tentu saja memiliki sifat yang tidak pasti.

8. Sebutkan jenis statistika yang dalam penyampaian informasinya banyak disajikan diagram, grafik, serta gambar dan tabel. Jelaskan dengan alasan dan contoh!

Jawab : Jenis statistika yang banyak disajikan dalam bentuk diagram, grafik, gambar, dan tabel adalah statistika deskriptif. Penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, diagram, dan gambar membantu dalam visualisasi data, identifikasi outlier, perbandingan data, dan komunikasi data. Contoh visualisasi dalam statistika deskriptif meliputi diagram batang, diagram garis, diagram lingkaran, histogram, tabel distribusi frekuensi, dan lain sebagainya.

9. Sebutkan jenis statistika yang berkaitan dengan probabilitas, normalitas, distribusi sampling, serta estimasi dan pengujian hipotesis. Jelaskan dengan alasan dan contoh!

Jawab : Jenis statistika yang berkaitan dengan probabilitas, normalitas, distribusi sampling, serta estimasi dan pengujian hipotesis addalah statistika inferensial. Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah survei pemilu. Sebelum pemilu, lembaga survei menggunakan statistika inferensial untuk memperkirakan siapa yang akan memenangkan pemilu berdasarkan sampel kecil pemilih. Mereka menggunakan probabilitas untuk memperkirakan kemungkinan hasil pemilu dan menguji hipotesis tentang preferensi pemilih.

Sumber :
Hidayatullah, Syarif. 2020. "Statisika dan Probabilitas". Penerbit Salemba Teknika : Jakarta Selatan.
Beli Bukunya Disini 



Kamis, 12 Juni 2025

Sosialisasi dan Keteraturan Sosial

A. Sosialisasi

Dalam lingkungan masyarakat, individu dituntut untuk menyesuaikan diri. Proses penyesuaian diri dilakukan agar kita berperilaku sesuai harapan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan pengenalan nilai dan norma sosial melalui proses sosialisasi.

Sosialisasi berlangsung melalui interaksi sosial antar manusia. Manusia mempelajari sesuatu dari orang-orang yang terpenting dalam hidupnya, seperti anggota keluarga, teman baik, dan para guru. Namun demikian manusia juga orang-orang yang ditemui di jalan, televisi, dalam film, majalah atau internet.

Hal-hal yang disosialisasikan dalam proses sosialisasi adalah pengetahuan, nilai, norma serta keterampilan hidup. Pengetahuan disosialisasikan melalui proses pendidikan dan pengajaran, keterampilan disosialisasikan melalui proses pelatihan. Pada akhirnya nilai dan norma sosial diinternalisasikan oleh orang yang terlibat dalam sosialisasi. Proses internalisasi adalah proses mempelajari atau menerima nilai dan norma sosial sepenuhnya sehingga menjadi bagian dari sistem nilai dan norma yang dianutnya.

1. Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi merupakan proses sosial yang dialami seseorang atau kelompok untuk belajar mengenali serta menghayati pola perilaku, sistem nilai, dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Dengan sosialisasi, individu dapat berkembang menjadi pribadi yang diterima masyarakat.

Menurut G. Herbert Mead, pembentukan diri seseorang berlangsung melalui pengambilan peran (role taking). Ketika lahir manusia belum mempunyai (self) diri manusia berkembang tahap demi tahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Setiap anggota baru harus mempelajari peran-peran dalam masyarakatnya. Dalam proses ini seseorang belajar mengenai peran apa yang dijalaninya dan apa yang dijalankan orang lain. Setiap individu mengalami sosialisasi sesuai tahapannnya. Adapun tahapan sosialisasi sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)

Tahap persiapan merupakan tahap pemahaman tentang diri sendiri. Pada tahap ini anak mulai melakukan tindakan meniru meskipun belum sempurna.

b. Tahap Meniru (Play Stage)

Play stage merupakan tahap anak dapat meniru perilaku orang dewasa secara lebih sempurna. Pada tagap ini anak sudah menyadari keberadaan dirinya dan orang-orang terdekat serta mampu memahami suatu peran.

c. Tahap Siap Bertindak (Game Stage)

Pada tahap ini anak mulai memahami perannya dalam keluarga dan masyarakat. Anak juga mulai menyadari peraturan yang berlaku.

d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Other)

Pada tahap ini anak sudah mencapai proses pendewasaan dan mengetahui kehidupan bermasyarakat dengan jelas. Anak juga mampu memahami perannya dalam masyarakat.

2. Tujuan Sosialisasi

Tujuan sosialisasi sebagai berikut:

  • Menciptakan integrasi masyarakat
  • Mencegah terjadinya perilaku menyimpang
  • Mewariskan nilai dan norma kepada generasi penerus
  • Membantu individu untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar
  • Memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan nilai dan norma sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Bentuk Sosialisasi

Sosialisasi terbagi dalam beberapa bentuk sebagai berikut:
  • Sosialisasi langsung merupakan tahap sosialisasi yang dilakukan secara face to face tanpa menggunakan media perantara atau alat komunikasi. Melalui sosialisasi ini, subjek sosialisasi dapat menilai keberhasilan pesan yang disampaikan melalui sikap, mimik muka, dan argumentasi yang disampaikan.
  • Sosialisasi tidak langsung merupakan sosialisasi yang dilakukan menggunakan media atau perantara komunikasi. Subjek dan objek sosialisasi tidak berada dalam konteks ruang dan waktu yang sama.
  • Sosialisasi primer merupakan tahap sosialisasi pertama yang diterima individu di lingkungan keluarga.
  • Sosialisasi sekunder merupakan bentuk sosialisasi yang terjadi di lingkungan sekolah, lingkungan bermain, lingkungan kerja, dan interaksi melalui media massa.
  • Sosialisasi represif merupakan bentuk sosialisasi yang bertujuan mencegah terjadinya perilaku menyimpang. Sosialisasi represif berkaitan dengan pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment). 
  • Sosialisasi partisipatoris merupakan bentuk sosialisasi yang dilakukan dengan mengutamakan peran aktif objek sosialisasi dalam proses internalisasi nilai dan norma.
  • Sosialisasi secara formal merupakan bentuk sosialisasi melalui lembaga-lembaga formal seperti sekolah dan kepolisian.
  • Sosialisasi secara nonformal merupakan bentuk sosialisasi melalui lembaga nonformal seperti masyarakat dan kelompok bermain.

4. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

Kepribadian seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan sosialisasi yang dilakukan individu. Berikut faktor-faktor pembentuk kepribadian seseorang. 
  • Faktor kebudayaan yaitu faktor pembentuk kepribadian yang dipengaruhi lingkungan budaya.
  • Faktor biologis yaitu faktor pembentuk kepribadian yang diperoleh dari gen keturunan orang tua.
  • Faktor geografis yaitu faktor pembentuk kepribadian yang dipengaruhi oleh lingkungan alam.
  • Faktor prenatal yaitu faktor yang berkaitan dengan pemberian rangsangan atau stimulus ketika anak masih dalam kandungan.
  • Faktor pengalaman yaitu faktor pembentuk kepribadian yang berhubungan dengan pengalaman hidup.
  • Faktor kelompok yaitu kepribadian seseorang yang terbentuk karena pengaruh lingkungan kelompok sosial

5. Berbagai Bentuk Media atau Agen Sosialisasi

Sosialisasi dalam masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa media berikut.

a. Keluarga

Keluarga merupakan kelompok primer yang memiliki intensitas tinggi untuk mengawasi perilaku anggota keluarga. Sosialisasi dalam keluarga bertujuan membentuk ciri khas kepribadian anak.

b. Sekolah

Sosialisasi di lingkungan sekolah berperan sebagai sosialisasi sekunder dan memiliki cakupan lebih luas. Sosialisasi di sekolah bertujuan menanamkan nilai kedisiplinan yang lebih tinggi dan mutlak serta berorientasi mempersiapkan peran peserta didik pada masa mendatang.

c. Kelompok Sepermainan (Peer Group)

Proses sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan antarteman, baik teman sebaya maupun teman tidak sebaya. Hubungan sosialisasi yang terjalin dalam kelompok bermain bersifat ekualitas (sederajat).

d. Lingkungan Kerja

Sosialisasi dalam lingkungan kerja diutamakan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan hasil kerja. Adaptasi dalam proses sosialisasi di lingkungan kerja dilakukan berdasarkan tuntutan sistem dan intensitas sosialisasi tertinggi dilakukan antarkolega.

e. Media Massa

Penyampaian pesan dalam sosialisasi melalui media massa lebih bersifat umum, selalu mengikuti segala bentuk perkembangan da nperubahan sosial, serta berperan penting menyampaikan nilai dan norma untuk menghadapi masyarakat yaang heterogen.

6. Pola Sosialisasi

Gertrude Jaeger (Sunarto, 2008) membagi sosialisasi ke dalam dua pola.
  • Sosialisasi represif. Menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan, komunikasi satu arah, kepatuhan penuh anak-anak kepada orang tua. Peran orang tua sangat dominan.
  • Sosialisasi partisipatif, yaitu sosialisasi yang lebih mengutamakan penggunaan motivasi, persuasi, komunikasi timbal balik dan penghargaan terhadap otonomi anak. Orang tua merupakan partnet sharing tanggung jawab dalam proses tersebut. Merupakan pola anak diberi imbalan ketika berperilaku baik.

B. Keteraturan Sosial

Tujuan interaksi sosial adalah mewujudkan keteraturan sosial. Keteraturan sosial menunjukkan masyarakat melakukan interaksi sosial secara tertib dan teratur sesuai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Wujud keteraturan sosial dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat yang aman, tertib, saling menghormati, dan mengedepankan gotong-royong. Keteraturan sosial dalam masyarakat dapat terbentuk melalui unsur-unsur berikut.
  1. Tertib sosial, artinya kondisi kehidupan suatu masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur karena setiap individu bertindak sesuai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai contoh, tertib sosial dalam masyarakat dapat dilihat ketika kita mengamati pengendara sepeda motor di jalan raya. Pengguna jalan raya yang memahami norma yang berlaku akan menaati aturan lalu lintas. Sementara itu, pengguna jalan yang tidak memahami norma sosial akan melanggar aturan lalu lintas.
  2. Order, artinya sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dan dipatuhi oleh seluruh anggota masyarakat. Order dapat tercapai apabila terdapat tertib sosial dan setiap individu melaksanakan hak serta kewajibannya. Contoh order adalah adat istiadat yang dijadikan pedoman dalam kehidupan masyarakat.
  3. Keajekan, artinya suatu kondisi keteraturan sosial yang berlangsung tetap dan berkelanjutan sebagai hasil hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung secara terus-menerus. Keajekan bisa terwujud jika setiap individu telah melaksanakan hak dan kewajiban sesuai sistem norma dan nilai sosial yang berkembang dalam lingkungan tertentu. Misalnya, setiap pagi peserta didik datang ke sekolah.
  4. Pola, artinya corak hubugan yang tepat dan ajek dalam interaksi sosial yang dijadikan model baagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pola lebih menekankan aspek kebiasaan yang tetap terpelihara dan teruji dalam berbagai situasi. Contoh pola adalah musyawarah yang dijadikan masyarakat sebagai cara menyelesaikan masalah karena teruji dapat menyelesaikan berbagai persoalan.
Berikut syarat-syarat terwujudnya keteraturan sosial dalam masyarakat.
  • Terdapat norma sosial sesuai kebutuhan serta peradaban manusia.
  • Terdapat kesadaran warga tentang pentingnya keteraturan masyarakat
  • Terdapat aparat penegak hukum yang konsistem dalam menjalani tugas, fungsi, dan wewenangnya dalam upaya mewujudkan keteraturan sosial.

Rabu, 11 Juni 2025

Nilai Sosial dan Norma Sosial

Aturan-aturan dalam masyarakat memegang peranan penting untuk menciptakan keteraturan sosial. Aturan pokok tersebut diciptakan dan ditetapkan berdasarkan nilai sosial. Nilai sosial merupakan sesuatu yang dianggap baik dan pantas bagi masyarakat setempat. Aturan-aaturan dalam masyarakat meliputi perbuatan yang dilarang dan dianjurkan. Aturan dalam masyarakat terwujud dalam bentuk norma sosial.

A. Nilai Sosial

Nilai sosial didefinisikan sebagai konsep abstrak tentang prinsip standar atau patokan yang baik, diita-citakan, penting, dan berguna bagi kehidupan manusia. Menurut Robert M.Z. Lawang (1995), nilai sosial adalah gambaran mengenai hal-hal yang pantas dan berharga atau diinginkan. Hal-hal yang diinginkan oleh seseorang dapat memengaruhi perilaku sosial orang tersebut. Nilai sosial berperan mengarahkan perilaku seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

1. Ciri-ciri Nilai Sosial

Meskipun nilai sosial tidak dapat dilihat secara langsung, nilai sosial dapat dimengerti melalui ciri-ciri yang tampak. Adapun ciri-ciri nilai sosial sebagai berikut.

a) Merupakan Hasil Interaksi Anggota Masyarakat

Masyarakat merupakan sekumpulan individu yang berada dalam suatu wilayah. Individu-individu tersebut memiliki kebutuhan yang tidak dapat mereka penuhi sendiri. Oleh karena itu, muncul interaksi sosial dalam masyarakat. Lambat laun interaksi sosial menghasilkan nilai dalam masyarakat tersebut.

b) Terbentuk Melalui Proses Belajar

Nilai sosial merupakan hasil belajar seseorang dengan keluarga, orang lain, dan lingkungan . Interaksi yang terus-menerus terjadi menyebabkan seseorang mempelajari mengenai suatu nilai yang ada dalam masyarakat. Nilai yang sesuai dengan dirinya akan diinternalisasi, sebaliknya nilai yang tidak sesuai akan ditolak. 

c) Berbeda Pengaruhnya pada Masyarakat

Masyarakat Indonesia terdiri atas berbagai perbedaan secara horizontal dan vertikal. Perbedaan ini turut memberi pengaruh pada keberadaan suatu nilai. Sebagai contoh, bagi kelompok seniman, nilai estetika sangat mereka junjung, sementara bagi masyarakat lain nilai estetika/keindahan tidak begitu diperhatikan.

d) Memiliki Pengaruh Positif Sekaligus Negatif

Suatu nilai dapat memberi pengaruh yang berbeda pada kepribadian seseorang. Seseorang yang memiliki nilai ekonomi akan berusaha mencukupi kebutuhannya dengan bekerja keras. Di sisi lain, nilai ekonomi tersebut dapat menjadikandirinya egois dan mementingkan dirinya sendiri dengan berusaha mendapatkan untuk sebesar-besarnya.

e) Berisi Anggapan Masyarakat Secara Umum

Pada dasarnya nilai yang bersifat abstrak berisi anggapat masyarakat secara umum. Masyarakat sudah pasti ssepakat bahwa bersikap sopan kepada orang lain merupakan nilai yang patut dijunjung tinggi. Akan tetapi, ukuran bersikap sopan tersebut masih bisa diperdebatkan atau berbeda pada masyarakat satu dengan masyarakat lain.

f) Keberadaan Nilai Saling Berkaitan

Nilai yang ada dalam masyarakat saling berkaitan sehingga membentuk pola dan sistem sosial. Sebagai conroh, nilai vital, nilai materiil, dan nilai kerohanian dapat membentuk suatu sistem sosial dalam masyarakat.

2. Jenis-jenis Nilai Sosial

Nilai sosial memuat nilai-nilai kolektif yang dianut oleh sebagian besar masyarakat. Nilai sosial dibagi menjadi tiga sebagai berikut:

  • Nilai vital yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan aktivitas atau kegiatan dalam hidupnya. Sesuatu dapat bernilai dilihat dari daya gunanya.
  • Nilai materiil yaitu segala sesuatu yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan fisik/jasmani manusia.
  • Nilai rohani yaitu segala sesuatu yang brguna bagi pemenuhan kebutuhan rohani. Nilai rohani dibagi menjadi empat yaitu nilai kebenaran/empiris, nilai keindahan, nilai moral, dan nilai religius.
Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial diebdakan menjadi tiga sebagai berikut.
  • Nilai instrumental merupakan nilai yang bersifat dinamis sehingga sangat fleksibel terhadap hukum. Nilai instrumental biasanya terdapat dalam kelompok primer yang anggotanya saling memiliki rasa empati, misalnya keluarga.
  • Nilai dominan merupakan nilai yang diutamakan dan dianggap lebih penting daripada nilainya.
  • Nilai yang mendarah daging merupakan nilai yang membentuk kepribadian seseorang sehingga pelaksanaannya tidak membutuhkan banyak pertimbangan.
Berdasarkan fungsinya, nilai sosial dikelompokkan sebagai berikut:
  • Nilai integratif merupakan nilai yang memberikan tuntutan atau mengarahkan seseorang/kelompok dalam usaha mencapai cita-cita bersama. 
  • Nilai disintegratif merupakan nilai yang hanya berlaku untuk sekelompok orang di wilayah tertentu.

3. Fungsi Nilai Sosial

Nilai-nilai sosial memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
  • Sebagai alat solidaritas masyarakat
  • Membentuk sikap mandiri dan tanggung jawwab
  • Sebagai pengawas, pembatas, dan pendorong perilaku indiidu dalam masyarakat.
  • Memotivasi manusia gar berperialku sesuai peran guna mencapai suatu tujuan.
  • Sebagai alat menentukan harga dan kelas sosial dalam stratifikasi sosial.
  • Mengarahkan masyarakat untuk berpikir dan berperilaku sesuai nilai-nilai sosial agar tercipta integrasi dan keterlibatan sosial.

B. Norma Sosial

Norma sosial berisi larangan ddan perintah yang digunakan sebagai petunjuk hidup bermasyarakat. Pelanggaran terhadap norma akan dikenai sanksi. 

1) Proses Pembentukan Norma Sosial

Norma sosial tumbuh melalui proses dalam masyarakat berdasarkan nilai yang dianut oleh masyarakat tersebut. Nilai ini dapat berbeda penerapannya pada masyarakat satu dengan masyarakat lain. Perbedaan ini terjadi karena situasi dan kondisi dari masyarakat yang berbeda pula. Selain itu, perbedaan kepentingan dalam masyarakat membutuhkan aturan yang nyata, tidak sekadar nilai yang bisa saja berbeda antarmasyarakat. Oleh karena itu, muncul norma yang memiliki sanksi jelas agar nilai yang massih abstrak tersebut dapat ditaati oleh masyarakat demi mencapai keteraturan sosial.

2) Ciri-ciri Norma Sosial

Norma sosial tidak dapat dipisahkan dari norma sosial. Meskipun demikian, norma sosial dapat dikenali melalui ciri-ciri yang dapat diamati. Adapun ciri-ciri norma sosial sebagai berikut:

a) Merupakan Hasil Kesepakatan Bersama

Suatu norma sudah tentu telah disepakati oleh masyarakat. Kesepakatan tersebut dapat berupa norma yang tertulis dan tidak tertulis. Sebagai hasil kesepatakan mereka sendiri, norma tersebut harus ditaati oleh masyarakat.

b) Memiliki Sanksi

Perbedaan yang khas dari nilai dan norma terletak pada ssanksinya. Apabila pada nilai ssanksi tidak ada, sanksi pada norma ada dengan kadar setiap norma berbeda. Norma yang memiliki sanksi paling lemah adalah norma cara (usage) dan norma yang paling kuat sansinya adalah norma hukum (laws).

c) Berupa Norma Tertulis dan Tidak Tertulis

Norma yang telah disepakati oleh masyarakat berupa norma tertulis dan tidak tertulis. Norma tertulis bersifat resmi seperti norma hukum. Sementara itu, norma tidak tertulis bersifat tidak resmi seperti norma kebiasaan dan kesopanan. 

d) Bersifat Dinamis

Normas sosial bersifat dinamis menyesuaikan dengan dinamika masyarakat. Dengan kata lain, norma sosial dapat berubah-ubah karena adanya perubahan dalam masyarakat. Terjadinya perubahan baik yang disaddari maupun tidak disadari akan menyebabkan perubahan norma dalam masyarakat.

3) Jenis-jenis Norma Sosial

Berdasarkan jenisnya, norma sosial dibagi menjadi dua sebagai berikut.
a) Berdasarkan Daya Ikatnya
  • Tata kelakuan (mores) merupakan sekumpulan perbuatan mengenai anjuran dan larangan dalam kehidupan bermasyarakat.
  • Cara (usage) merupakan suatu bentuk perilaku atau tindakan yang dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
  • Kebiasaan (folkways) merupakan perbuatan berulang-ulang yang dilakukan secara sadar dan mempunyai tujuan jelas.
  • Hukum (laws) merupakan sekumpulan aturan tertulis dalam masyarakat yang berisi ketentuan0ketentuan, perintah, dan larangan untuk menciptakan keteraturan.
  • Adat istiadat (customs) merupakan tata kelakuan yang terintegrasi secara kuar dengan pola-pola masyarakat.
b) Berdasarkan Sanksinya
  • Norma kesusilaan merupakan peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak/moral.
  • Norma kesopanan merupakan peraturan sosial yang bersumber pada pola perilaku individu sebagai hasil interaksi sosial dalam masyarakat.
  • Norma agama merupakan ketentuan-ketentuan yang bersumber pada agama, bersifat mutlak, dan keberadaannya tidak dapat ditawar.
  • Norma hukum merupakan ketentuan-ketentuan dalam kehidupan sosial yang bersumber dari undang-undang. Pelanggar norma ini akan mendapat sanksi tegas berupa pidana atau perdata.

4) Fungsi Norma Sosial

Fungsi norma ssosial dalam masyarakat sebagai berikut.
  • Sebagai sistem kontrol dalam masyarakat
  • Sebagai alat menertibkan dan menstabilkan kehidupan sosial
  • Sebagai pedoman/aturan perilaku seseorang dalam hidup bermasyarakat.

5) Manfaat Menjalankan Norma Sosial

Norma harus ditaati dan dijalankan oleh seluruh anggota masyarakat. Dengan menaati norma, masyarakat dapat merasakan manfaat menjalankan norma. Adapun manfaat menjalankan norma dalam masyarakat sebagai berikut.

a) Kebudayaan Masyarakat Terjaga

Mematuhi norma dalam masyarakat berarti menjaga kelestarian budaya masyarakat. Sebuah kebudayaan akan terus bertahan selama masyarakat pendukungnya masih mempraktikannya dalam kehidupan. Kepatuhan terhadap norma dalam masyarakat merupakan wujud dukungan masyakat terhadap kebudayaan sehingga tetap lestari. 

b) Integrasi Sosial Tercapai

Integrasi sosial merupakan proses penyatuan berbagai unsur dalam kehidupan masyarakat. Norma menyatukan segala bentuk perbedaan yang ada dalam kehidupan masyarakat. Norma dapat menyatukann perbedaan pola pikir, tindakan, dan hubungan sosial antaranggota masyarakat di tiap-tiap daerah. Dengan demikian, masyarakat di tiap-tiap daerah akan terhindar dari perpecahan.

c) Perilaku Individu Dapat Dikendalikan 

Norma mengendalikan perilaku individu agar tidak melakukan penyimpangan sosial. Melalui norma, seseorang dapat mengetahui perbuatan-perbuatan yang dianggap benar dan salah. Patokan benar dan salah serta baik dan buruk menjadi kontrol setiap individu untuk berperilaku agar tidak menyimpang dari norma. 

d) Keteraturaan Sosial Terwujud

Keteraturan sosial dalam masyarakat akan terwujud apabila terdapat norma dalam masyarakat. Kepatuhan atau ketaatan terhadap norma akan mendorong terwujudnya keadaan tertib dan teratur. Keadaan tertib dan teratur merupakan modal utamaa terciptanya keteraturan sosial.

e) Orang yang Lemah Dapat Terlindungi

Masyarakat terdiri atas beberapa komponen yang saling melengkapi. Oleh karena karakteristik peran dan kemampuan setiap orang berbeda-beda, akibatnya terdapat beberapa kelompok yang memiliki kekuatan dan kelemahaan. Salah satu manfaat norma adalah melindungi masyarakat lemah dari ketidaknyamanan dan kesewenangan para pemimpin atau kelompok-kelompok yang memiliki kekuatan.